Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Money

QRIS: Senjata Digital Indonesia yang Menggoyang Dominasi Global

22 Mei 2025   07:00 Diperbarui: 21 Mei 2025   18:55 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak berhenti di situ, Bank Indonesia juga mengembangkan QRIS Tuntas---fitur baru yang memungkinkan tarik tunai, setor tunai, dan transfer dana cukup dengan memindai satu kode QR. Ini adalah bentuk inklusi finansial yang nyata, apalagi bagi masyarakat di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) yang belum terjangkau layanan perbankan konvensional.

QRIS dan UMKM: Akselerasi Tanpa Kompromi

Menurut data Bank Indonesia per Maret 2025, jumlah merchant QRIS telah menembus angka 31 juta, dan 92% di antaranya adalah pelaku UMKM. Angka ini bukan hanya statistik---ia mencerminkan gelombang digitalisasi ekonomi rakyat.

UMKM yang sebelumnya kesulitan mengakses layanan perbankan, kini bisa ikut dalam ekosistem digital cukup dengan mencetak stiker QRIS. Mereka dapat menerima pembayaran dari berbagai dompet digital, mengakses laporan keuangan digital, hingga berpeluang mendapatkan akses pembiayaan dari lembaga keuangan.

Dampak positifnya juga merambat ke peningkatan literasi keuangan dan kebiasaan menabung masyarakat. Setiap transaksi tercatat, rapi, dan bisa dilacak. Ini berbeda jauh dengan sistem pembayaran tunai yang rawan manipulasi dan tidak transparan.

Tidak Semua Cerita Manis: Tantangan dan Pekerjaan Rumah

Meski menyimpan potensi besar, QRIS juga menghadapi tantangan nyata. Keamanan siber menjadi salah satu isu krusial. Meningkatnya penggunaan QRIS diikuti pula oleh munculnya modus penipuan digital, seperti QR palsu dan phishing. Edukasi kepada masyarakat soal keamanan digital masih belum merata.

Di sisi pelaku usaha, sebagian UMKM masih minim pemahaman dalam mengelola transaksi digital, terutama dalam mencatat laporan penjualan atau memahami arus kas dari hasil transaksi QRIS. Tanpa pendampingan yang masif, digitalisasi bisa menimbulkan ketimpangan baru antara pelaku usaha yang melek digital dan yang belum.

Tak kalah penting, integrasi sistem QRIS dengan sistem keuangan global masih perlu diperkuat. Meski menggunakan standar internasional EMVCo, proses diplomasi, sinkronisasi sistem, serta pengakuan antarnegara masih menghadapi hambatan birokrasi dan politik.

QRIS untuk Negara: Instrumen Belanja dan Bansos

Potensi strategis QRIS tidak hanya terbatas pada sektor privat. Pemerintah mulai mendorong penggunaan QRIS dalam belanja negara, mulai dari transaksi satuan kerja kementerian hingga distribusi bantuan sosial (bansos) secara non-tunai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun