Mohon tunggu...
Beni Guntarman
Beni Guntarman Mohon Tunggu... Swasta -

Sekedar belajar membuka mata, hati, dan pikiran tentang apa yang terjadi di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Psikopat

31 Januari 2016   13:29 Diperbarui: 31 Januari 2016   20:04 1575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ketika senyumnya tak mengisyaratkan apa pun

kecuali sikap dingin dan penuh dengan hawa kematian

ke langit manakah hatinya berharap dan berdoa?

 

dunianya hitam tiada putih, ke mana kah arah angin

menghembus dan menerbangkan hati nuraninya

dan matanya berjalan mencari arahnya sendiri

 

lihatlah racun yang telah ia tebar

meregang nyawa dalam waktu sekejap

tanpa rasa ia menatapnya dengan senyuman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun