Mohon tunggu...
Bens
Bens Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Musafir Malam

Kata Hati Mata Hati ...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebait Syairku

16 Oktober 2019   02:37 Diperbarui: 16 Oktober 2019   02:40 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sengaja kulepas baju ini, dan kubiarkan
kulit tubuhku terbalut dingin,
dalam bayangan rembulan,
disela-sela dinding kamar

Masih menyengat,
seribu nafas ada disela-sela payudaraku,
masih terasa,
sejuta butir keringat memandikanku,
silih berganti

Aku hanya kenali namaku, Sumi
dari keranuman molek tubuhku

Aku menari dalam keremangan,
entah malam atau siang, semu
hanya terbayang pilu sepasang mata kecil,
yang nakal dan manja, jauh dari rengkuhanku

Dan aku, selalu memacu waktu,
membunuh cinta dan asmara
berlalu disela-sela jendela, sirna

Hanya kuingat sebait syair kidung pujian,
yang aku sendiri pun tak tahu,
masih pantaskah mendendangkannya

Ingin kudekap tubuh ini,
ingin kuciumi tubuh ini,
ingin kubelai tubuh ini,
namun
...
bukan milikku lagi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun