Mohon tunggu...
Bella Saidah Hoerul Nisa
Bella Saidah Hoerul Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Untirta

Saya mahasiswa jurusan ilmu pemerintahan fakultas ilmu sosial dan politik yang memiliki semangat yang tinggi untuk belajar suatu yang baru, saya sangat tertarik dengan bidang politik dan pemerintahan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Investasi Masa Depan: Kolaborasi Indonesia-Korea Selatan Membangun Ekosistem Kendaraan Listrik

25 Desember 2024   21:04 Diperbarui: 25 Desember 2024   21:04 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Indonesia memiliki tujuan nasional yaitu net zero emission yang ditargetkan pada tahun 2060 untuk menyeimbangkan gas rumah kaca, untuk mencapai target tersebut ada beberapa strategi yang sudah mulai dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Salah satunya adalah mengganti kendaraan energi fosil menjadi kendaraan listrik. Pada tahun 2019 sudah ada kendaraan listrik di Indonesia karena adanya IK-CEPA yaitu mou Indonesia dan Korea Selatan pada tahun 2012 tentang pengadaan kendaraan listrik. Namun kehadiran kendaraan listrik tidak memikat perhatian masyarakat Indonesia, masyarakat masih mengeluhkan tidak adanya isi ulang baterai yang di sediakan pemerintah di tempat umum.

Namun kondisi Indonesia yang tidak memiliki teknologi yang cukup dan hanya memiliki bahan mentah nikel yang menjadi bahan utama produksi baterai, membuat Indonesia tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya, oleh sebab itu untuk menanggapi persoalan tersebut Pemerintah Indonesia menjalin kerja sama dengan Korea Selatan karena kondisi negara Korea Selatan yang sudah lebih dulu menggunakan kendaraan listrik dan secara teknologi dan ekonomi tentunya lebih maju dibanding Indonesia.

Presiden Jokowi melakukan tanda tangan kontrak kerja sama dengan produsen dari Korea Selatan yaitu LG Energy Solution dan Hyundai Motor Group dengan Indonesia Battery Corporation (IBC), IBC ini terdiri dari beberapa gabungan perusahaan Indonesia seperti PT. Pertamina, PT Aneka Tambang Tbk, PT PLN, (MIND ID) Mining Industry Indonesia.

Pada tahun 2020 LG Energy Solution melakukan tanda tangan mou proyek pembuatan baterai, dan disusul pada tahun 2021 Hyundai Motor Group menyatakan akan membuka pabrik baterai di Indonesia di Karawang Jawa Barat.  Mou pembangunan pabrik baterai disertai dengan investasi Rp.15,9 triliun, dan dilanjut LG cham tahun 2022 menambah pabrik baterai yang bertepatan di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah dengan jumlah investasi Rp.142 triliun.

Dan pada tahun 2024 Presiden Jokowi meresmikan ekosistem baterai dengan membangun smelter di pabrik pertama baterai yang berada di Karawangan. Smelter adalah alat yang dapat mengubah biji nikel mentah menjadi bahan yang siap digunakan untuk pembuatan baterai. Presiden Jokowi sangat yakin dengan persiapan yang sangat matang proses penyediaan kendaraan listrik akan berjalan dengan baik. Sikap dan tindakan yang diambil Indonesia bentuk dari keseriusan Indonesia untuk mewujudkan net zero emission.

Indonesia memiliki target akan menyediakan produksi BEV (Battery Electric Vehicle)  sebanyak 600.000 pada tahun 2023, dan akan terus menambah 50.000 units Hyundai Kona per tahunnya. Dengan semakin kompleks kerja sama yang dibangun Indonesia dengan Korea Selatan memungkinkan target tersebut bisa di capai. Bahkan diperkirakan 160.000 ton per tahunnya emisi CO2 akan berkurang, dan ekspor BBM pun akan berkurang, bahkan pengeluaran subsidi BBM akan mengurang 131 M per tahun.

Kerja sama ini menguntungkan kedua belah pihak baik Indonesia maupun Korea Selatan. Bagi Indonesia dengan adanya kerja sama menambah pemasukan negara Indonesia dengan investasi yang dilakukan oleh Korea Selatan, dan kerja sama ini memberikan manfaat untuk mendapatkan transfer teknologi dan pengetahuan dari Korea Selatan tentang pembuatan baterai. Dan membuka lapangan pekerjaan jadi semakin luas, membuat murah harga baterai karena di produksi langsung di Indonesia. Bagi Korea Selatan dengan adanya kerja sama ini membuat Korea Selatan mendapatkan akses mudah dalam sumber daya alam Indonesia yaitu nikel yang menjadi bahan utama dalam pembuatan baterai, memperluas jangkauan pasar Korea Selatan di perluas sampai ke Indonesia. Selain itu menurut CEO perusahaan Korea Selatan dengan adanya kerja sama ini perihal pajak dan bea cukai di permudah oleh Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun