Mohon tunggu...
Beina Prafantya
Beina Prafantya Mohon Tunggu... Guru - Editor, Penggiat Pendidikan, Istri, Ibu Satu Anak

Saya mencintai dunia pendidikan dan pengembangannya, tertarik dengan dunia literasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Innovation Management

30 September 2022   17:48 Diperbarui: 30 September 2022   17:55 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Akhirnya, ada inovator yang memanfaatkan momentum ini sebagai sebuah gaya baru. Ketika masker medis di awal pandemi menghilang dari pasar yang konon disebabkan ketidakseimbangan jumlah stok dengan tingginya permintaan, para inovator mengembangkan konsep masker kain tiga lapis. 

Bahkan, saya mendapatkan kiriman masker kain yang unik dari mitra sekolah di Korea. Masker itu terbuat dari kain, di tengahnya diberi celah untuk menyelipkan sejenis kain kasa sebagai penyaring. Dalam pandangan saya, mungkin saja kategori sumber inovasinya berasal dari perubahan paradigma masyarakat tentang masker. Mungkin lho, ya. 

Ketujuh, last but not least, pengetahuan baru. Kalau ini tampaknya terasa lebih ilmiah. Apa pun itu yang berkaitan dengan penemuan pengetahuan melalui berbagai riset, saya kira termasuk dalam kategori ini. Mungkin ada hubunganya dengan iklan produk tertentu di media yang mengatakan bahwa produk tersebut merupakan temuan ilmiah dari sebuah negara maju.

Jika Drucker menyebutkan ada tujuh sumber, jangan-jangan sebetulnya masih banyak sumber inovasi lainnya. Namun, saya ikut saja apa kata Drucker. Tujuh saja sudah membuat otak saya berputar-putar lagi, barangkali semakin terinspirasi dari design thinking yang kemarin ini saya ceritakan.

Kita telah membahas sumber inovasi.  Kemudian muncul pertanyaan bagaimana inovasi terbentuk. 

Dalam sesi ini tahapan dalam berinovasi disebut dengan anak tangga inovasi. Katanya, ada enam anak tangga inovasi yang menjadi titian yaitu awareness, interest, knowledge atau comprehension, attitude, legitimation, dan practice. Saya tidak mendapatkan penjelasan lebih lanjut tentang hal ini. 

Ketika browsing pun, saya belum berhasil memahamkan diri saya tentang anak tangga inovasi ini. Beberapa dari istilah ini bisa saya persepsikan dan anggaplah saya paham setidaknya dengan versi saya. Namun, daripada menyesatkan, saya memilih tidak memberikan penjelasan apa-apa. Itu lebih moderat.

Nah, dalam prosesnya, tentu berinovasi akan menghadapi banyak tantangan dan hambatan. Beberapa hambatan. Dalam sesi ini pun saya tidak mendapatkan cukup banyak penjelasan. Namun, setidaknya ada beberapa poin yang saya anggap penting pada bagian hambatan (barrier) dalam berinovasi di antaranya keterampilan yang tidak memadai, kurangnya kepekaan terhadap peluang munculnya risiko, beban administratif, sangat bergantung pada orang lain alias terlalu mengandalkan.

Ketika jadi teori, satu kata inovasi saja memiliki begitu banyak deskripsi. Namun, kiranya dua hari bersama di satu ruangan membuat kami (baca: saya) menyadari betapa pentingnya menyoal inovasi. Akhirnya saya harus mengatakan bahwa kreativitas menjadi hal fundamental dalam organisasi. 

Kreativitas senantiasa akan bersandingan dengan sifat luwes (flexible) dan lincah (agile) sehingga mampu beradaptasi dengan cepat dengan perubahan. Namun, tentu keluwesan dan kelincahan itu harus disertai komitmen dan konsistensi kita. Makin ciut nyali saya, sungguh Mahabenar Allah dengan segala firman-Nya.

Bismillah, semoga saya dimampukan menjadi inovator sejati.

Note: Thanks to the Mini MBA trainer, thanks to you too, Mr. Sudomo Usman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun