Mohon tunggu...
Beina Prafantya
Beina Prafantya Mohon Tunggu... Guru - Editor, Penggiat Pendidikan, Istri, Ibu Satu Anak

Saya mencintai dunia pendidikan dan pengembangannya, tertarik dengan dunia literasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Innovation Management

30 September 2022   17:48 Diperbarui: 30 September 2022   17:55 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kedua, memupuk. Bibit telah ditanam. Jika berharap hasil unggul dari kebun kita, pupuklah kebun kita dengan pupuk terbaik. Kebun inovasi membutuhkan pupuk berupa berbagai kajian dan informasi yang didapat dari berbagai sumber. Pupuk tersebut akan memperkaya kandungan gizi dalam hasil kebun inovasi.

Ketiga, menyiangi. Dalam prosesnya, bibit tentu tidak bertumbuh sendiri. Ia akan bertumbuh bersama bibit lain termasuk tanaman liar yang bertumbuh tidak direncanakan, bahkan tidak diharapkan. Maka, pelaku perkebunan inovasi harus rajin menyianginya dengan kompetisi, deregulasi, dan komunikasi. Tiga hal ini akan sangat membantu agar bibit tetap bertumbuh sehat alami.

Keempat, menyiram. Agar bibit inovasi bertumbuh dengan baik, pelaku perkebunan inovasi haruslah menyiramnya dengan anggaran yang sehat dan dukungan yang kuat.

Benar juga, ini adalah analogi yang sangat masuk akal bagi saya.

Tujuh Sumber Inovasi Menurut Drucker
 
Pertama, the unexpected. Sumber inovasi jenis ini adalah semacam kejutan yang munculnya tiba-tiba alias mendadak tanpa pemberitahuan seperti ujian kesabaran. Jika diberi tahu, bukan lagi kejutan namanya.

Kedua, the incongruities alias ketidaksesuaian. Sumber ini hadir Ketika ada kesenjangan antara fakta dan harapan. Inovator andal melihat kesenjangan ini sebagai peluang untuk berinovasi. Ia akan memanfaatkan kondisi senjang menjadi jenjang untuk naik ke puncak kreativitas. Seru, kan?

Ketiga, process needs. Ini adalah sumber yang muncul Ketika ada tuntutan pasar. Saat permintaan datang, inovator siap sedia memberikan solusi untuk memenuhi harapan sang peminta.

Keempat, changes in industry and market structure. Tentang ini, mari bicara dinamika. Saya jadi teringat pernyataan Profesor Rhenald Kasali tentang disrupsi. Yang saya pahami dari pernyataan beliau adalah siapa pun yang tidak siap ikut dalam dinamika, dia akan binasa. Ngeri ya? Itulah industri. Kejamnya mungkin melebihi tokoh ibu tiri dalam cerita Bawang Merah Bawang Putih.

Kelima, perubahan kondisi demografi. Cakupannya meliputi perubahan jumlah penduduk, tingkat usia terdidik, variasi pekerjaan yang muncul karena peningkatan populasi, pokoknya segala hal yang berhubungan dengan penduduk seperti yang pernah dipelajari dalam teori demografi saat saya belajar Geografi dan kependudukan di SMP.

Keenam, perubahan persepsi. Nah, bagian ini saya masih mencerna. Mungkin yang dimaksud adalah perubahan pandangan masyarakat terkait satu hal. Perubahan pandangan ini rupanya mendorong inovator untuk memanfaatkan peluang itu. Memang saya lihat banyak muncul peluang bisnis baru saat ini yang barangkali berkaitan dengan perubahan pandangan masyarakat ini.

Entah berhubungan atau tidak dengan sumber ketujuh, saya ingin sedikit berkisah tentang masker. Pandemi mengubah paradigma saya tentang pentingnya penggunaan masker. Bagi saya, jika menggunakan masker, saya akan dianggap orang yang tidak percaya diri. Namun, pada masa pandemi kewajiban bermasker memaksa semua orang termasuk saya untuk menggunakannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun