Keempat, keterbatasan energi. Saya kira tidak perlu penjelasan tentang ini karena semua juga pasti mengerti.
Kembali lagi ke catatan training saya, lanjut tentang invention dan inovasi.
invention adalah inovasi pertama, objek pertama. Sementara itu, inovasi adalah anggota baru dari hasil proses kreatif pertama alias si invention tadi. Jadi, invention (berikutnya saya mengalah, sepakat saya sebut invensi saja) adalah produk kreatif pertama yang sudah lebih dulu eksis. Sementara itu, inovasi hadir setelah adanya invensi yang bisa jadi merupakan produk pengembangan dari invensi tersebut. Intinya, inovasi tak bakal hadir begitu saja tanpa peran invensi.
Lebih jauh trainer saya bercerita bahwa seorang ahli Bernama Rian Leinberg mengatakan, inovasi adalah proses kreatif dalam menciptakan value atau nilai untuk para user alias pengguna, menambahkan cara atau jalan baru untuk membuat suatu produk atau melakukan sesuatu. Betapa awesome-nya jika sang inovator itu adalah saya. Apalagi jika saya sang inovator membuat inovasi dengan tulus, saya akan memberikan makna bagi banyak orang. Itu akan jadi amal jariah yang tidak terputus. Keren sekali!
Namun, tentu yang Mahakeren adalah yang Maha Menciptakan.
Pada sesi ini dibahas bahwa kreativitas utama merujuk pada Allah Swt. sebagai kreator causa prima, sang Maha Pencipta bahkan penciptaan-Nya melampaui segala yang ada di langit dan bumi ini. Segala ciptaan Allah inilah yang menjadi bukti dan rujukan bahwa sebagai Maha Kreator, Allah pun adalah Maha Inventor dan juga Maha Inovator. Saya kira semua orang mutlak menyetujui hal ini.
Dengan demikian, inovasi berarti memproduksi sesuatu yang baru, apakah berbentuk produk, layanan, ataupun sesuatu yang dikembangkan. Inovasi juga berarti memperbarui. Namun, pembaruan tersevut harus memenuhi beberapa kriteria, di antaranya bermanfaat dan memberikan dampak positif bagi umat.Â
Selain itu, inovasi haruslah berpotensi berkembang dan berkesinambungan. Inovasi pun sudah semestinya memiliki kompatibilitas dengan sistem di luar dirinya, tetapi tetap bersinergi sehingga tidak membentur atau melanggar sistem tersebut. Karena karakter inovasi ini begitu dinamis, dapat dikatakan bahwa inovasi senantiasa terikat dengan waktu alias timely.
Bagaimana caranya agar kita memiliki potensi untuk berinovasi?
Trainer saya melanjutkan mengapa harus berinovasi. Ada istilah baru lagi yang saya dapatkan dari sesi ini: berkebun inovasi. Sebagaimana layaknya berkebun yang sesungguhnya, ada tahapan yang dapat dilakukan dalam berkebun inovasi. Saya coba mengurutkan penjelasannya ala saya karena dalam slide aslinya, urutannya tidak begini. Semoga sepaham.Â
Pertama, menyiapkan lahan. Bagaimana bisa berkebun jika lahan tidak tersedia. Lahan untuk berkebun inovasi adalah berbagai pelatihan atau traning, workshop, sedan sejenisnya. Kegiatan ini menjadi bekal keterampilan untuk lebih berani memilih lahan dan bibit yang tepat dalam berkebun inovasi. Jika lahan berupa keterampilan melalui berbagai pembekalan sudah ada, bibit pun dapat segera disemaikan.