Mohon tunggu...
Benny Dwika Leonanda
Benny Dwika Leonanda Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas Padang

Insinyur STRI No.2.09.17.1.2.00000338 Associate Professor at Andalas University

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Minyak Goreng

2 Mei 2022   19:13 Diperbarui: 2 Mei 2022   19:26 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Minyak kelapa sawit dirpormosikan sebagai penyebab penyakit jantung dan kelesterol, dan berhubungan selain penyebab pemanasan global, dan perubahan iklim.  Sejatinya apapun jenis sumber olahan minyak goreng akan memberikan dampak yang sama baik terhadap kesehatan. 

Demikian juga dengan pemakaian lahan perkebunan membutuhkan peralihan fungsi asal dari lahan tersebut menjadi perkebunan dengan tumbuhan seragam.  

Tidak ada pengurangan luas daun memproduksi klorofil,  dan oksigen dan kenaikan temperatur akibat luas lahan berubah, karena yang ditanam adalah tumbuhan, dan mempunyai temperatur yang hampir sama. 

Satu-satunya yang berbeda adalah kelapa sawit akan menguapkan air ke udara lebih banyak dibandingkan tumbuhan lain. Sehingga menciptakan hutan hujan yang lebih besar, dan menyebabkan banjir dan kekeringan jika tidak dikelola dengan baik. 

Dengan teknoilogi, dan manajemen sumber daya air hal tersebut bisa dibatasi sehingga kondisi demikian  dibatasi dan diselesaikan. Namun penolakan tersebut sudah menjadi prinsip dasar dalam mengambil keputusan dari tingkat paling tinggi sampai ke tingkat paling rendah  dalam memilih produk untuk dikonsumsi dan dipakai dalam kehidupan sehari-hari mereka. Secara politik Uni Eropa menolak, pasar, mall-mall tidak menjual, dan masyarakat tidak memilih minyak dan bahan olahan dari kelapa sawit. 

Sehingga setiap produk minyak nabati dicantumkan tidak berasal dari kelapa sawit (palm oil) di dalam label mereka lebih diterima ketimbang dari produk-produk dari kelapa sawit. Pilihan masyarakat untuk produk sejenis lebih memllih alternatif lain selain kelapa sawit.

Perang Rusia dan Ukraina memberikan dampak luas untuk berbagai sektor perdagangan global. Selain selain mobilitas personil militer, dan peralatan perang dengan menggunakan senjata mekanik, perang Ukraina juga merembet ke terlantarnya produksi, sektor keuangan, bank, dan perdagangan global. 

Seluruh sistem ekonomi terganjal jika berhungan dengan Ukraina dan Rusia.  Barang-barang dan produksi komoditi dan industri dibanned untuk di ekspor dan diimpor dari masing-masing negara tersebut. 

Ukriana mengalami hal yang sama mereka tidak bisa menaman pertanian dan perkebunan, produk-produk mereka tidak bisa diproduksi dan tidak bisa dikirim untuk  negara-negara tujuan ekspor. Produk-produk Rusia jkuga dilarang  diperdagangkan oleh Amerika, dan tidak diimpor oleh negara-negara barat, dan pro barat. 

Sementara di sisi berbeda Rusia melarang berbagai ekspor dari produk mereka, terutama untuk bahan makanan. Tentu saja hal ini diambil untuk untuk menjamin ketersediaan bahan pangan dalam negeri mereka, dan juga dipakai untuk tujuan memenangkan perang. 

Bagaimanapun Rusia adalah eksportir bahan pangan terbesar di dunia, terutama untuk produk-produk tertentu, seperti gandumg, minyak nabati, dan gula. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun