Mohon tunggu...
B Budi Windarto
B Budi Windarto Mohon Tunggu... Guru - Pensiunan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lahir di Klaten 24 Agustus 1955,.Tamat SD 1967.Tamat SMP1970.Tamat SPG 1973.Tamat Akademi 1977

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pada Saat-Nya Ucapkan: "Kusambut Kematianku dengan Sukacita!"

20 Oktober 2021   10:54 Diperbarui: 20 Oktober 2021   10:56 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bacaan  Rabu 20  Oktober 2021

Luk 12:39 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya : "Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. 40 Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan." 41 Kata Petrus: "Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?" 42 Jawab Tuhan: "Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya?  43 Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. 44 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. 45 Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk, 46 maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia. 47 Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. 48 Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut."

Renungan

            Perkawinan Gereja adalah monogam dan tak terceraikan, kecuali oleh maut. Robertus, seorang suami tidak setia asas suci perkawinan kristiani. Seturut hukum negara, ia ceraikan istri. Dia menikah lagi, tinggalkan Gereja. Sehari setelah pernikahan, Robertus terkena serangan jantung. Meninggal!

Andaikan Robertus mengetahui skenario hidupnya bahwa setelah menceraikan istri dan  sehari setelah menikah lagi di luar Gereja, jantungnya akan berhenti dan mati, akankah ia tetap pada keputusannya? Akankah ia tetap berkeras hati menceraikan istri? Akankah ia akan menikah lagi di luar Gereja? Akankah ia akan menabrak hukum Gereja dan tinggalkan Gereja?

Skenario kehidupan hari ini dan yang akan datang bukan sepenuhnya di tangan manusia. Hari ini dan masa depan adalah teritori misteri. Wilayah yang tidak diketahui sepenuhnya. Suka tidak suka, mau tidak mau, tidak dapat tidak, misteri kematian mesti dialami sendiri. Bagaimana menyikapinya?

Bacaan Injil hari ini menarasikan sikap antisipatif menyikapi misteri kehidupan. "Ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar."

Siapapun yang punya rumah, tahu pasti sewaktu-waktu pencuri dapat datang menghampiri rumahnya. Yang tidak diketahui adalah detik, menit, jam, hari, minggu, bulan  tahun,  kapan persis waktu kedatangannya. Maka bijaksanalah bersikap antisipatif. Minimal semua pintu dan  jendela tertutup, terkunci rapat.

Mendengar pengajaran-Nya,  Petrus bertanya, "Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu?" Petrus, jadi juru bicara bagi murid lainnya. Dia berani dan ceplas-ceplos saat berbicara. Kedekatannya dengan Yesus dapat menjadikan arogan. "Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan"

Kedatangan Anak manusia, kedatangan Allah memanggil manusia kembali kepada-Nya, bagaikan pencuri. Siapapun akan didatangi dan dipanggil-Nya. Kematian mesti datang. Termasuk Petrus dkk yang secara fisik dekat dengan-Nya. Mereka yang merasa dekat Allah, rajin ibadah mesti juga tetap berhati-hati dan rendah hati. Janganlah muncul kesombongan spiritual, menganggap diri lebih agamis, lebih baik dan suci, lantas meremehkan liyan. Bersikap siap sedia, tidak terlena, tidak "grusa-grusu", tidak main-main, ceroboh dan lalai dalam menjalani kehidupan. Semuanya mesti  berjaga-jaga menyambut-Nya. Berdampakkah sikap demikian?

Dampak sikap antisipatif menyambut kedatangan-Nya adalah dilimpahkannya karunia lain yang lebih banyak dan kebahagiaan. "Siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya?   Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya"

Narasi penggambaran karunia yang melimpah itu mengingatkan pada kisah Yusuf yang dijual saudara-saudaranya sebagai budak. Sewaktu masih menjadi hamba di rumah Potifar, Yusuf begitu dipercaya. Semua kunci kamar di rumahnya diserahkan Potifar kepada Yusuf, kecuali kunci kamar istrinya. Kesetiaan pada Potifar dan tugas yang diembannya, Yusuf menolak  ajakan istri Potifar, yang "kemecer" memuaskan hasrat seksualnya. Kesetiaan pada Potifar membawanya ke sel penjara, yang akhirnya menghantarnya jadi pangeran di Mesir. Yusuf dapat menyelamatkan Mesir dari bencana kelaparan, mengampuni saudara-saudaranya  yang penuh kebencian telah mereka-reka kematiannya, dapat bertemu kembali dengan Yakub, ayahnya dan Benyamin yang dikasihinya. Nasib Yusuf berubah. Yusuf mendapat karunia melimpah. Yusuf berbahagia! Happy end!

Berbedalah nasib dengan mereka yang tidak peduli kedatangan-Nya. Sudah banyak bapak, ibu, anak, keponakan, kenalan yang menteri, gubernur, bupati walikota, camat hingga kepala desa tertangkap KPK karena korupsi. Mereka telah kehilangan jabatan, nama baik, kehilangan segalanya, namun banyak orang mengikuti jejak dan menyusulnya. Banyak pula "robertus-robertus" lain merasa aman-aman saja, dikuasai kesenangan kenikmatan duniawi, makan minum mabuk, bongkar pasang suami istri, kawin cerai, hobi poligami, tak peduli hidup sejati.

Mereka menekan dan membungkam suara nurani yang senantiasa  menegurnya dalam hati.  Kematian dan penghakiman diri sendiri tidak sungguh masuk merasuk dalam pertimbangan keputusan hidupnya. Mereka tahu kewajiban hidupnya, namun tidak melakukannya. Mereka tetap barbar, bebal, fasik, bertegar tengkuk dan jahat. Mereka tak lagi sempat bertobat oleh kematian yang datang menghampiri pada hari yang tidak diperhitungkannya. Mereka akhirnya secara definitif terpisah dari Allah, mengalami kematian kekal. Unhappy end!

Pada bagian pamungkas bacaan Injil hari ini, Yesus menegaskan "Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut." Siapapun yang telah dikaruniai kemampuan berpikir lebih tinggi, pengetahuan dan pendidikan lebih banyak, pengenalan Kitab Suci lebih luas dalam, modal ipoleksosbudhankamnag lebih besar dan kuat akan dimintai pertanggungjawaban yang lebih besar. Ini sebuah alarm dari-Nya.

Sungguhkah mensyukuri limpahan karunia-Nya? Sungguhkah  menggunakan karunia-Nya  demi semakin besarlah kemuliaan nama Tuhan dan semakin diangkat diluhurkannya martabat kemanusiaan sesama? Bagi liyan kehadiran diri ini,  jadi berkat ataukah maksiat? Ke mana kiblat kehidupan diri sedang terarah, kehidupan kekal ataukah kematian kekal? Pada saat-Nya mampukah berucap  "Kusambut kematianku dengan sukacita?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun