Mohon tunggu...
bayu setiana
bayu setiana Mohon Tunggu... Drafter

41122110062 - TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS MERCU BUANA

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Diskursus 5 Tokoh pentingnya berfikir positif terhadap kehidupan

11 Oktober 2025   10:32 Diperbarui: 11 Oktober 2025   10:35 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketika mengalami sesuatu yang menyakitkan (misal kehilangan pekerjaan), sikap Ja Sagen dan Amor Fati memampukan seseorang berkata, “Ini bagian dari hidupku, aku akan mencintai pengalaman ini untuk belajar dan bangkit,” sehingga tidak mudah hancur oleh nasib buruk namun justru menegaskan keberanian untuk menjalani hidup sepenuhnya.

William James: Membentuk Realitas Melalui Keyakinan

William James, filsuf dan psikolog Amerika, berbeda dari Stoik dan Nietzsche dalam mengajarkan bahwa keyakinan dan pikiran positif tak hanya menerima atau mencintai takdir, melainkan menciptakan realitas baru melalui tindakan percaya.

The Will to Believe

Menurut James, pikiran adalah “kuas” yang melukis realitas, bukan sekadar cermin kenyataan. Keberanian untuk percaya sebelum ada bukti—mengambil keputusan dan berkeyakinan meskipun belum ada jaminan hasil—adalah kekuatan yang bisa mengubah nasib hidup seseorang.

Kutipan Inspiratif

“Believe that life is worth living, and your belief will help create the fact.” Artinya, keyakinan pada nilai hidup akan membantu menciptakan kenyataan itu sendiri.

Contoh dan Relevansi

Dalam kehidupan nyata, dua pasien dengan penyakit sama tapi berbeda keyakinan menghasilkan outcome yang berbeda. Kepercayaan, menurut James, punya kekuatan kausal: mengubah perilaku, motivasi, bahkan mempengaruhi proses biologis.

Albert Ellis: Pikiran Rasional sebagai Terapi Emosi

Albert Ellis adalah pelopor terapi rasional emotif perilaku (REBT) yang menjadi cikal bakal banyak model terapi kognitif modern. Ia menegaskan bahwa bukan peristiwa (A) yang menimbulkan reaksi perasaan (C), melainkan keyakinan dan pemikiran individu (B) tentang peristiwa itulah yang menjadi penentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun