Ketika mengalami sesuatu yang menyakitkan (misal kehilangan pekerjaan), sikap Ja Sagen dan Amor Fati memampukan seseorang berkata, “Ini bagian dari hidupku, aku akan mencintai pengalaman ini untuk belajar dan bangkit,” sehingga tidak mudah hancur oleh nasib buruk namun justru menegaskan keberanian untuk menjalani hidup sepenuhnya.
William James: Membentuk Realitas Melalui Keyakinan
William James, filsuf dan psikolog Amerika, berbeda dari Stoik dan Nietzsche dalam mengajarkan bahwa keyakinan dan pikiran positif tak hanya menerima atau mencintai takdir, melainkan menciptakan realitas baru melalui tindakan percaya.
The Will to Believe
Menurut James, pikiran adalah “kuas” yang melukis realitas, bukan sekadar cermin kenyataan. Keberanian untuk percaya sebelum ada bukti—mengambil keputusan dan berkeyakinan meskipun belum ada jaminan hasil—adalah kekuatan yang bisa mengubah nasib hidup seseorang.
Kutipan Inspiratif
“Believe that life is worth living, and your belief will help create the fact.” Artinya, keyakinan pada nilai hidup akan membantu menciptakan kenyataan itu sendiri.
Contoh dan Relevansi
Dalam kehidupan nyata, dua pasien dengan penyakit sama tapi berbeda keyakinan menghasilkan outcome yang berbeda. Kepercayaan, menurut James, punya kekuatan kausal: mengubah perilaku, motivasi, bahkan mempengaruhi proses biologis.
Albert Ellis: Pikiran Rasional sebagai Terapi Emosi
Albert Ellis adalah pelopor terapi rasional emotif perilaku (REBT) yang menjadi cikal bakal banyak model terapi kognitif modern. Ia menegaskan bahwa bukan peristiwa (A) yang menimbulkan reaksi perasaan (C), melainkan keyakinan dan pemikiran individu (B) tentang peristiwa itulah yang menjadi penentu.