Pengendalian Emosi versus Sensasi
Epictetus menekankan pentingnya membedakan antara sensasi (reaksi tubuh alami, spontan dan netral) dan emosi (penilaian psikologis setelah sensasi). Kemampuan ini menghasilkan ketenangan batin dan rasionalitas, karena tidak setiap sensasi harus berujung pada reaksi emosi berlebihan.
Friedrich Nietzsche: The Will to Power, Ja Sagen, dan Amor Fati
Nietzsche, seorang filsuf Jerman, memperkenalkan konsep unik tentang kekuatan positif dalam hidup melalui “The Will to Power”, “Ja Sagen”, dan “Amor Fati”.
The Will to Power
Bagi Nietzsche, setiap makhluk hidup memiliki dorongan untuk berkembang, mengatasi diri, dan mencipta makna sendiri dalam dunia yang tidak menawarkan makna mutlak. Inilah “the will to power”—daya hidup positif sebagai sumber kreativitas dan keberanian.
Ja Sagen dan Amor Fati
Ja Sagen: “Menyatakan Ya” pada kehidupan sepenuhnya, termasuk penderitaan dan kegagalan, tanpa menolaknya maupun membagi secara dikotomi baik-buruk.
Amor Fati: “Mencintai takdir”, bukan sekadar menerima, tetapi secara aktif mencintai semua pengalaman hidup bahkan yang pahit sekalipun.
Nietzsche menolak “pembagian moral tradisional”, mengajak melihat hidup sebagai satu-kesatuan, dan belajar mencintai keseluruhannya.
Aplikasi dalam Hidup