Mohon tunggu...
Bayu Prasatya Sumarwoto
Bayu Prasatya Sumarwoto Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMA Citra Berkat Tangerang

Bayu Prasatya Sumarwoto siswa kelas 12 SMA Citra Berkat Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Melihat Perkembangan Kendaraan Listrik di Indonesia

16 Januari 2023   08:57 Diperbarui: 2 Februari 2023   12:54 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Di era saat ini, pengembangan kendaraan listrik gencar dilakukan sebagai bentuk inovasi teknologi terbarukan. Kendaraan listrik adalah kendaraan yang digerakkan dengan motor listrik dan menggunakan energi listrik yang disimpan dalam baterai. Pada tahun 1832, Robert Anderson seorang pria berkebangsaan Inggris mengembangkan mobil roda tiga menggunakan baterai listrik. 

Temuan inilah yang dicatat sebagai mobil bertenaga listrik pertama di dunia. Pemanfaatan energi listrik dalam dunia otomotif memberikan banyak keuntungan terlebih bagi lingkungan dan alam. Ini kerena motor listrik tidak menimbulkan emisi karbon layaknya mesin konvensional, yang artinya kendaraan listrik lebih ramah lingkungan.

Pemerintah Indonesia terus mendorong penggunaan kendaraan bermotor listrik. Presiden Joko Widodo berharap kendaraan bermotor listrik bisa menjadi tren kendaraan ramah lingkungan di masa depan. Banyak persiapan untuk mewujudkan program kendaraan listrik. Namun program yang dilakukan pemerintah sejauh ini masih kurang maksimal. 

Program kendaraan listrik yang direncanakan pemerintah masih terkendala oleh berbagai persoalan. Terlebih lagi, minat masyarakat Indonesia terhadap kendaraan listrik masih kurang. Setidaknya ada dua hal yang menjadi kendala dalam pengembangan program ini, yakni harga yang terlampau tinggi, serta terkendala oleh infrastruktur yang memerlukan waktu dan proses pembangunan.

Kendaraan listrik bebas emisi menjadi solusi atas tingginya tingkat polusi udara terutama di perkotaan. Polusi udara dari asap knalpot kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil mengurangi kualitas udara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan pedoman kualitas udara harian rata-rata 25 mikrogram per meter kubik udara. Berdasarkan informasi BMKG,  PM2.5 mengalami lonjakan peningkatan konsentrasi dan tertinggi berada pada level 148 g/m3 pada tanggal 15 Juni 2022.

Penggunaan kendaraan listrik secara masif akan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Bahan bakar minyak adalah sumber daya yang tidak dapat diperbaharui dan saat ini cadangan minyak bumi alami di Bumi sudah hampir habis. Saat ini bahan bakar minyak semakin mahal, sehingga perlu diadakan opsi lain untuk mensubstitusi bahan bakar minyak sebagai energi.

Dalam sekali pengisian penuh, mobil listrik dapat menempuh jarak ratusan kilometer. Pengisian ini lebih murah daripada pengisian kendaraan yang menggunakan bahan bakar untuk menempuh jarak yang sama. Menurut keterangan Wakil Presiden PLN Darmawan Prasodjo, 1 liter bahan bakar setara dengan 1,3 kWh listrik. 

Padahal, harga 1 liter BBM saja saat ini berkisar Rp 10.000 hingga Rp 17.400. Harga listrik per 1,3 kWh saat ini berkisar Rp 1.877. Maka penggunaan daya listrik menjadi opsi yang sangat tepat untuk mengatasi kenaikan harga BBM. 

Pemanfaatan mobil listrik di RI masih terkendala harga yang mahal. Biaya terbesar dalam pembuatan mobil listrik bersumber di baterainya. Sebagai gambaran,  30 sampai 40 persen harga jual kendaraan listrik merupakan harga baterainya. Terlebih lagi, harga mobil listrik menjadi semakin mahal karena baterainya yang masih impor dari luar negeri. 

Ada kemungkinan kalangan yang dapat mengakses penggunaan mobil listrik hanya kalangan menengah ke atas saja. Hal ini cukup disayangkan karena target 2 juta unit kendaraan listrik di Indonesia sampai tahun 2025 seharusnya sudah sanggup dicapai oleh semua kalangan. Dengan kendala ini, tujuan keberadaan kendaraan listrik untuk mengurangi polusi udara akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bisa tercapai.

Mengesampingkan harga yang mahal dan sulit untuk tercapai pada kalangan menengah kebawah, masih ada masalah lain mengenai penggunaan kendaraan listrik. 

Jangkauan jarak juga menjadi isu utama. Umumnya mobil elektrik dapat berjalan rata-rata antara 200 hingga 400 kilometer dalam sekali pengisian daya. Walaupun jarak tempuh seperti itu sudah bisa memenuhi kebutuhan perjalan dalam kota sehari hari. Tetapi kebutuhan penggunaan kendaraan seseorang tidak hanya terbatas di dalam kota. Seperti yang kita ketahui, masyarakat indonesia memiliki tradisi tahunan mudik di hari raya lebaran.

Perjalanan mudik menempuh jarak yang jauh. Padahal ketika baterai kendaraan listrik habis, perlu melakukan pengisian daya ulang. Sementara biaya dari infrastruktur mobil listrik masih belum seluruhnya terjangkau oleh masyarakat. Contohnya adalah alat charger untuk mobil listrik di rumah masing-masing membutuhkan daya 5.000-7.000 Watt. 

Selain itu, charging station untuk pengisian daya kendaraan listrik masih sedikit tersedia apalagi kalau di daerah pedesaan. Charging station dibangun tapi pertumbuhan mobil listrik belum tumbuh dengan baik juga jadi masalah. 

Ada alternatif perihal terbatasnya jarak tempuh dan tempat pengisian daya mobil listrik, yaitu mobil hybrid. Mobil hybrid adalah kendaraan dengan dua sistem penggerak, yaitu mesin konvensional berbahan bakar bensin dan motor listrik dengan sumber daya baterai. Penggunaan mesin bensin konvensional dan motor listrik menghasilkan efisiensi bahan bakar yang tinggi. Motor listrik dan mesin bensin konvensional akan bekerja bersamaan pada saat mobil melaju. Namun Namun, jika baterai yang digunakan untuk menggerakkan motor listrik habis, sistem kendaraan hybrid akan otomatis beralih ke mesin bensin konvensional.

Banyak produsen kendaraan listrik yang berlomba-lomba menciptakan inovasi terbarunya lewat produknya. Kendaraan hybrid yang akan segera rilis di Indonesia dengan merek Toyota jadi salah satu inovasi yang menarik. Pabrikan asal Jepang ini terus terus mengembangkan teknologinya agar bisa bersaing dengan berbagai merk kendaraan listrik lainnya, seperti Tesla, Wuling, Hyundai, Lexus, BMW, dan masih banyak lagi. 

Persaingan inovasi kendaraan listrik yang begitu ketat rasanya sia-sia bila masih sulit untuk dijangkau oleh kalangan menengah kebawah dan hanya mengandalkan minat pembeli dari kalangan kelas atas. Dengan selisih harga yang begitu jauh, bagi sebagian besar orang terasa terlalu memaksakan diri untuk beralih ke mobil listrik. Hanya mereka yang berduit yang membeli mobil listrik. 

Saat ini pemerintah merencanakan pengoperasian pabrik baterai listrik di Indonesia yang harapannya bisa menyelesaikan permasalahan harga tinggi. Namun ini belum tentu bisa langsung menyelesaikan permasalahan yang ada. Rencana ini masih perlu lebih banyak riset seperti berapa banyak skala produksi dari pabrik baterainya ada, seperti apa efisiensinya dan varian baterainya apa saja. 

Apabila proyek besar ini berhasil, tidak menutup kemungkinan kendaraan listrik di Indonesia memiliki masa depan yang cerah. Salah satu kunci penting dari produksi kendaraan listrik adalah baterai yang dibuat dari bahan nikel. Berdasarakan United States Geological Survey, Indonesia menjadi negara penghasil nikel terbesar di dunia. Dengan produksi nikel pada tahun 2021 hingga 1 juta metrik ton atau sekitar 37,04 persen di dunia, tentu saja diuntungkan dengan adanya hal itu. 

Kendaraan listrik memiliki banyak keuntungan baik bagi lingkungan maupun kehidupan manusia. Namun dalam pengembangannya, masih banyak kendala yang harus dihadapi. 

Permasalahnnya ada di harga yang terlampau tinggi dan kesediaan infrastruktur yang masih belum memadai. Ada banyak pabrikan kendaraan listrik yang berlomba memberikan inovasi baru untuk mengembangkan produk mereka. Meskipun saat ini cukup sulit untuk bisa dicapai oleh kalangan bawah, fakta ini dapat dibalikkan. Suatu saat nanti, Indonesia pasti bisa menjadi salah satu tonggak produksi mobil listrik dunia, apabila Indonesia bisa memanfaatkan peluang produksi nikel yang sangat melimpah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun