Gelombang aksi demonstrasi yang belakangan terjadi di Indonesia tidak hanya menjadi perhatian publik dalam negeri, tetapi juga menarik sorotan internasional. Isu penolakan kenaikan tunjangan DPR dan berbagai kritik terhadap kebijakan pemerintah menjadi pemicu utama, namun narasi yang muncul kemudian jauh lebih kompleks: keterlibatan aktor asing.
Media Rusia, salah satunya Sputnik, menuding adanya peran tokoh dan lembaga pendanaan Barat dalam memicu gejolak sosial di Indonesia. Nama George Soros dan lembaga seperti National Endowment for Democracy (NED) kembali mencuat, seakan mengulang pola tuduhan yang selama ini sering dilekatkan pada berbagai aksi protes di sejumlah negara.
1. Apa yang Dilaporkan Media Rusia?
Sputnik mengutip analis geopolitik Angelo Giuliano yang menyebut NED dan Open Society Foundations telah lama mendukung media dan organisasi di Indonesia sejak 1990-an. Ia bahkan menafsirkan penggunaan simbol bendera bajak laut One Piece oleh demonstran sebagai tanda adanya pola "revolusi warna" yang diorkestrasi. Pendapat serupa datang dari Jeff J. Brown yang melihat posisi Indonesia sebagai anggota BRICS membuatnya rawan tekanan Barat. Dengan kekuatan ekonomi terbesar di ASEAN dan populasi hampir 300 juta, Indonesia dianggap target strategis bagi kepentingan geopolitik global.
2. Pernyataan Figur Nasional
Narasi pihak asing juga mendapat gema di dalam negeri. Mantan Kepala BIN, AM Hendropriyono, secara terbuka menyebut adanya "non-state actor" yang memanfaatkan situasi demo ricuh di DPR pada 28 Agustus 2025. Ia menyinggung nama-nama besar seperti Soros, Rockefeller, dan Bloomberg, meski pernyataannya masih bersifat spekulatif tanpa bukti konkret.
3. Konteks Lebih Luas: Mengapa Rusia Menyuarakan Klaim Ini?
Rusia sejak lama menempatkan NED dan OSF sebagai alat kepentingan Barat. Organisasi tersebut telah dilarang di Moskow dengan alasan mengancam stabilitas, sehingga tuduhan serupa terhadap negara lain bukan hal baru. Pola narasi ini juga terlihat dalam kasus Ukraina maupun negara-negara lain yang dianggap strategis bagi peta persaingan global.