Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyelamatkan Bahasa dan Budaya Lokal Indonesia

6 Agustus 2020   13:01 Diperbarui: 6 Agustus 2020   12:54 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak-dampak tersebut tidak akan terjadi begitu saja, tentunya memiliki sebab-akibat yang dapat menimbulkan dampak tersebut. Lalu, apa penyebabnya? 

Penyebab hilangnya atau punahnya bahasa dan budaya daerah atau bahasa dan budaya lokal tersebut meliputi (a) kurangnya kesadaran akan pentingnya bahasa dan budaya daerah (b) perkembangan iptek yang semakin canggih (c) sifat individualisme atau mementingkan kepentingan pribadi (d) banyaknya masyarakat yang bersifat kedaerahan (e) kurangnya rasa nasionalisme (f) kurangnya perhatian pemerintah terhadap bahasa dan budaya daerah (g) rendahnya tingkat pendidikan masyarakat (i) dan adanya arus globalisasi. 

Dengan banyaknya penyebab hilang dan punahnya bahasa dan budaya lokal di Indonesia harus ditangani dengan baik dan benar agar dapat menyelamatkan dan melestarikan bahasa dan budaya lokal di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya nyata dari pemerintah, masyarakat, dan generasi muda dalam melestarikan bahasa dan budaya lokal di Indonesia untuk melindungi kekayaan budaya nasional tersebut. 

Untuk melakukan upaya pelestarian perlu adanya sinergi antara masyarakat, generasi muda, dan pemerintah dalam mendorong upaya-upaya pelestarian bahasa dan budaya lokal di berbagai daerah. Untuk itu, saya sebagai generasi muda penerus bangsa akan berupaya semaksimal mungkin untuk melestarikan bahasa dan budaya lokal di Indonesia dengan gerakan 8M. 

Gerakan 8M dibentuk dan dirancang khusus untuk menyelamatkan dan melestarikan bahasa dan budaya lokal dari ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan dari perkembangan iptek yang berdampak pada hilangnya bahasa dan budaya lokal atau punahnya bahasa dan budaya lokal di Indonesia. Jadi, gerakan ini harus tertanam sejak sekarang dan sedini mungkin agar bahasa dan budaya lokal di Indonesia tetap lestari keberadaannya.

Upaya pelestarian dan penyelamatan bahasa dan budaya lokal di Indonesia di tengah kemajuan zaman yang semakin berkembang ini dapat dilakukan dengan gerakan 8M sebagai berikut. 

Pertama, menyosialisasikan pentingnya bahasa dan budaya lokal bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Perlu diketahui bahwa bahasa dan budaya lokal adalah suatu kekayaan negara yang sangat bernilai harganya, sehingga harus dimiliki dan dijaga secara bersama oleh seluruh warga negara tanpa terkecuali. Menyosialisasikan pentingnya bahasa dan budaya lokal di Indonesia dapat dilakukan dengan cara melakukan penyuluhan dan pembinaan masyarakat oleh badan bahasa daerah. Dengan adanya sosialisasi pada masyarakat akan pentingnya bahasa dan budaya lokal yang dilakukan dari elemen yang paling bawah sampai yang paling atas, maka akan tercipta suatu kepribadian untuk senantiasa menggunakan dan melestarikan bahasa dan budaya lokal. 

Karena masyarakat telah mengetahui bahaya yang akan ditimbulkan ketika tidak ada seorang pun yang melestarikan dan menyelamatkan bahasa dan budayanya. 

Kedua, memperpanjang jam belajar untuk bahasa daerah di lembaga pendidikan di seluruh Indonesia. 

Melihat jam belajar mata pelajaran bahasa daerah di lembaga pendidikan (SD, SMP, dan SMA) saat ini adalah dua jam pelajaran untuk setiap minggunya. Jam belajar yang singkat tentunya tidak cukup untuk mengajarkan arti pentingnya bahasa daerah kepada peserta didik, apalagi digunakan sebagai upaya pelestarian bahasa daerah tentunya kurang mencukupi. Oleh karena itu, perlu adanya upaya perpanjangan jam belajar untuk mata pelajaran bahasa daerah sebanyak dua jam pelajaran lagi sehingga keseluruhan jam pelajaran bahasa daerah menjadi empat jam pelajaran untuk setiap minggunya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun