Mohon tunggu...
Basuni ahmad
Basuni ahmad Mohon Tunggu... Guru - penulis buku Aktualisasi pemikiran pluralisme KH. Abdurrahman Wahid

Merenda kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Hamba Jelata

28 Juni 2019   07:34 Diperbarui: 28 Juni 2019   07:42 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Aku si Jelata
Tertatih mengeja semesta
Berharap sungguh
Menangkap makna
Menyibak tirai nan gulita.

Berpeluh sudah raga ini
Namun jiwa tetap hampa
AyatMu nan Agung
Tak mudah dimengerti
Kejahilan jiwa menutupi
Terangnya cahaya

Tampak nyata alam begitu bhineka.
Tetangga ku ada Tubagus, juga Sitorus
Keduanya cerminan kepatuhan pada yang diyakini, kerumah ibadah sebagai indikator.

Agak jauh dari teras rumah
Di sana ada koh Koh Ahong pemilik toko bangunan.
Bertangan ringan melebihi haji Salim.
Ada juga tetangga migran Arab
Berhidung bangir tinggi semampai
Tongkrongan raja Salman
Kala jumpa menebar salam
Lembut kata elok tingkah

Oh kampungku Indonesia
Tumpang sari peradaban dunia
Swarga berbagai marga
Tumbuh subur klan Bangsa
Bersendi tatakrama
Bingkai hidup bersama
Tersebutlah nusantara
Beranyam etnis juga agama
Bersemboyan bhineka tunggal ika

Kini Nusantara ku
Mulai terobek sektarian dan fanatisme sempit.
Berdalih membela kesucian Yang Maha Agung
Menebar benci dan permusuhan
Panji perang dikibarkan dalam kerumunan damai

Oh, Nusantara ku ayat agung dari Ilahi
Akankah tinggal cerita dalam roman kitab suci
Menjadi ibroh,
Baldatun toyibatun wa rabbun ghafur.

Tangerang , 28 Juni 2019, tatkala sidang MK perselisihan hasil pilpres  sudah diputuskan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun