Mohon tunggu...
Bass Elang
Bass Elang Mohon Tunggu... Seniman -

Dan pada akhirnya senja berubah menjadi malam yang gelap. Tak ada yang berkesan kecuali wajah manismu yang melintas.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Nasehat Seekor Burung

14 Maret 2018   23:05 Diperbarui: 15 Maret 2018   19:22 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nasehat Seekor Burung

Seekor burung yang telah ditangkap seorang pemburu, ia menginginkan untuk dilepaskan. Jika nanti ia dilepaskan, ia berjanji akan memberikan tiga nasehat kepada pemburu. Dilepaskanlah burung itu, yang lalu menclok di sebuah pohon jambu.

Sebelum burung itu terbang bebas, sesuai dengan janjinya, ia memberi nasehat pertamanya kepada si pemburu. "Kalau kau kehilangan sesuatu, meskipun kau menghargainya seperti hidupmu sendiri, jangan menyesal." katanya sambil mengepakkan kedua sayapnya, dibatang pohon jambu.

Pemburu mengangguk-anggukan kepalanya, ia mengerti maksud yang di omongkan tadi. Burung pun melanjutkan nasehat ke duanya.

"Jangan percaya kepada segala sesuatu yang bertentangan dengan akal, apabila tak ada bukti." ungkapnya kepada pemburu. Lalu ia melompat ke batang pohon yang lebih tinggi, dan memakan buah jambu di depannya.

"Baiklah, benar juga katamu." tanggap si pemburu, dan ia pun tak sungkan mengacungkan jempol.

Seketika burung itu tiba-tiba terbang ke salah satu pohon mangga, yang letaknya tidak begitu jauh dari pohon jambu. Dan di pohon itu ia menerangkan sesuatu kepada pemburu. "Wahai si Pemburu yang malang," katanya sambil mengarahkan matanya ke langit.

"Tubuhku terdapat dua permata besar, kalau saja tadi, kau tidak melepaskanku lalu membunuhku, mungkin kau dapat memperolehnya," ujar burung dalam maksud mengkelabui.

Pemburu itu bertanya-tanya, apa benar, apa yang di katakan oleh burung tersebut.

Namun, pemburu akhirnya mengakui bahwa ia sangat menyesal telah melepaskan burung tangkapannya. Tetapi pemburu tetap meminta nasehat ke tiga yang belum di jelaskan oleh burung. "Hai burung. Kamu belum mengatakan nasehat yang ketiga. Coba kamu jelaskan." pintanya

"Ha! Meminta nasehat yang ketiga? Sudahkah kedua nasehatku kau renungkan?." sanggahnya dengan nada agak sinis.

"Apa maksudmu?" tanya si pemburu

"Bukankah tadi sudah kukatakan padamu. 'Kalau kau kehilangan sesuatu, maka jangan kau menyesalinya.' Dan padahal aku sudah berkata pula padamu. 'Jangan kau mempercayai hal yang bertentangan dengan akal, apabila tak ada bukti.' Tetapi, engkau tetap percaya pada hal yang tak masuk akal itu, dan engkau juga menyesal telah melepasku, cuma karena dua permata yang kukatakan tadi," terang si burung, yang lalu melanjutkan pembicaraanya.

"Ketahuilah, wahai Pemburu. Sesungguhnya tubuhku terlalu kecil, dan tentu tidak bisa menyimpan dua permata besar yang ku lontarkankan tadi. Kau cukup bodoh!"

"Terus, bagaimana yang harus aku lakukan?"

"Perlu kau ketahui. Bahwa, 'sesuatu yang tidak ada batasnya adalah kebodohan manusia, dan alam semesta'," punkasnya, mengutip pernyataan Albert Einstein, seorang ilmuwan fisika abad 20.

Burung itu berlalu meninggalkan si pemburu dalam keadaan bersimpuh, berlutut, dan menungkukan punggungnya sambil tangan kanannya mengepal ke tanah.

Bass Elang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun