Mohon tunggu...
Baskoro Endrawan
Baskoro Endrawan Mohon Tunggu... Freelancer - Keterangan apa ?

Like to push the door even when it clearly says to "pull" You could call it an ignorance, a foolish act or curiosity to see on different angle :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Kebebasan Pers di Era Jurnalisme Warga: Hajar dengan Elegan

4 Mei 2017   16:37 Diperbarui: 3 Mei 2021   07:58 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Budaya unfriend dan unfollow jadi menguat.  Hanya karena sebuah 'status' yang bahkan bisa mengancam keutuhan NKRI ? Apa sebegitu 'rendah'nya kita di era keterbukaan informasi? Tak perlu lagi memberikan pandangan dalam sebuah konsep tulisan yang njlimet dan disertai pemikiran panjang. Cukup nyetatus, dan itu sudah mewakili pandangan dan era keterbukaan saat ini ? Bisa ya, namun  apabila anda setuju dengan rebound balik dari tema Kebebasan Pers kali ini dimana Berpikir Kritis di Masa Kritis jadi sebuah acuan penting, maka ijinkan saya bertanya baik kepada diri sendiri atau pada pembaca artikel ini.

Apakah anda sudah muak, dengan persiteruan yang ada antara beberapa kubu saat ini ? Begah, karena keramah tamahan 'informasi' saat ini didominasi oleh religious bigotry dan political bigotry? Jeleh dengan ketimpangan dan isu SARA yang sepertinya menempatkan Indonesia kembali ke masa berburu dan meramu? Dimana bahkan kalau anda mau ngedate cukup dengan mentung si cewek dengan gada dan menyeretnya ke gua? 

Atau lebih jauhnya, anda, kita, yang juga orang tua, was was dengan nasib bangsa ini yang bahasa gaulnya dikilik terus menerus sehingga proyeksi gedein anak anda nantinya semakin bingung arahnya? 

Kalau memang iya, dan sejatinya saya atau anda adalah bagian dari silent majority di Indonesia, mari kita sudahi bersama sama hal seperti itu.  Kita pergunakan jurnalisme warga untuk 'menghajar' konten konten tersebut dengan suara yang positif. Bersandar pada Demokrasi Pancasila, dan tentu demi keutuhan dan kebesaran NKRI. 

Status di laman Facebook? Itu seperti sekedar buih di lautan, atau ombak yang terlihat cantik. Bisa kecil, bisa besar dan menggulung dan bahkan bisa menjadi Tsunami. Tapi ya ibarat lagu sekarang sekedar "One Time Hit" aja. Sementara buah pemikiran berupa tulisan?  Sejak manusia menemukan cara untuk melukis di dinding dinding gua, entah itu cerita tentang perburuan dan ritual menghormati hasil dari buruan itu sendiri sebagai satu bentuk ucapan Syukur ; entah kepada bentuk Illah atau apapun pada saat itu, prasasti itu akan sulit untuk hilang.

Demikian juga dengan ilmu yang baik. 

Jangan bicara susah susah deh gimana caranya dapet tiket ke surga. Mulai dari ilmu yang tidak terputus dan bermanfaat dulu aja. Simak ya 'hiburan' dari Dua Petaka Membawa Bencana ini. Ndasmu, Ji ! Nggugah Macan Turu 


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun