Mohon tunggu...
Banta Johan
Banta Johan Mohon Tunggu... Pekerja Sosial

Saya adalah seorang pekerja sosial. Saya menyukai kegiatan membaca dan menulis dan mempelajari banyak hal-hal.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mengapa Menulis Itu Penting?

13 September 2025   20:24 Diperbarui: 13 September 2025   20:26 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang Lelaki Sedang Menulis (Foto dari Meta AI)

Saya masih ingat, bagaimana menulis mengubah hidup saya. Dulu pada semester 3 di kampus, saya berada dalam tekanan jiwa. Saya tidak betah lagi kuliah dan berencana keluar. Namun jika saya keluar, orangtua saya akan kecewa. Mereka telah mengeluarkan uang yang banyak untuk kuliah saya. Dan saya sungguh tak ingin mengecewakan mereka. Saya menderita di kampus, langit seolah gelap. Gedung-gedung kampus seolah mengejek. Saya malas masuk kelas, lebih banyak di kantin kampus. Akhirnya nilai saya anjlok di semester awal. Beberapa teman sekelas dengan saya memutuskan berhenti kuliah. Saya tak tahu alasan mereka. Saat ingin mengikuti jejak mereka, bayangan kekecewaan orangtua menghampiri. Jadi saya memutuskan untuk bertahan. Sampai suatu ketika ilham itu datang. Saya melangkahkan kaki hendak salat di Musala kampus. Pandangan saya mendarat di Mading dekat musala kampus. Satu tulisan yang terpacak selalu di inagatan saya, di sana tertulis: "Jika kamu punya masalah apapun, tulislah, maka kamu akan merasa lebih baik."

Saya mengikuti anjuran itu. Sejak saat itu, apapun yang saya rasakan, saya tuliskan semua. Segala emosi, stress, penderitaan,  saya tumpahkan dalam kertas putih, tanpa pernah takut orang yang menghakimi. Sejak saat itu, anda tahu, kehidupan saya menjadi lebih baik. Dengan menulis, saya melepaskan emosi-emosi negatif, merenungi diri, dan menjadi sahabat yang menuntun saya lebih baik. Jadi saran saya kepada siapapun anda yang mempunyai masalah, apapun masalah anda yang berat, menulislah kawan, biarlah masalah itu lepas. Jangan anda pendam.

Naik ke semester 4, kuliah saya semakin membaik. Tak ada keinginan lagi untuk berhenti kuliah. Saya juga mendapatkan kepercayaan diri lagi. Semua terasa lebih baik saat itu. Saya sadar bahwa penderitaan dan kebahagian itu datang silih berganti. Tidak mungkin orang selamanya menderita, sebagaimana juga tidak mungkin orang selamanya bahagia. Seperti siang dan malam.

Hingga akhirnya saya lulus dari Universitas. Saya bangga pada diri sendiri mampu bertahan pada setiap kesulitan. Saya kira, yang perlu anda lakukan saat-saat tersulit dari hidup anda adalah bertahan. Dan biarkan semuanya berlalu. Dan mari menulis, karena menulis adalah meditasi untuk hidup yang lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun