Mohon tunggu...
Yosak Saroi
Yosak Saroi Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis pemula

Untuk pengembangan diri berpikir kritis dan kreatif

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menatap Masa Depan Visioner di Kabupaten Pegunungan Arfak

23 Mei 2024   09:40 Diperbarui: 28 Mei 2024   01:27 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Yosak Saroi.(*)

Rumah Kaki Seribu di Kabupaten Pegunungan Arfak-Papua Barat.

"Menatap Masa Depan Visioner"

yang merupakan tematik dari judul ini adalah merupakan ungkapan yang sungguh relevan untuk membaca suatu kondisi  dan keadaan di daerah maupun apa yang sesungguhnya sesuai dengan kebutuhan atau keinginan dari warga masyarakat di Kabupaten Pegunungan Arfak, provinsi Papua Barat dahulu, kemarin, hari ini dan yang akan datang. 

Artinya apa pun pembangunan yang digagas dan sudah dilakukan di setiap masing-masing wilayah Kabupaten/Kota ini, harus terencana dan terarah pada kualitas dan menyentuh sasaran hidup masyarakat papua barat.
Saya sebagai putra daerah yang mendiami wilayah Manokwari raya ini, melihat dengan kaca mata pribadi, dan merasakan situasi dan kondisi waktu kalah itu bukan seperti saat sekarang ini. 

Sekarang sudah ada jalan penghubung yang bagus, bangunan perkantoran juga pemerintah sudah dimulai membangun fasilitas  yang bagus dengan bangunan infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan dan air bersih maupun pembangkit listrik.


Saat kita monitoring turun  bersama masyarakat yang kesehariannya sebagai bercocok tanam, perkebun dan berburu dengan  kehidupan masyarakat yang mengairahkan dengan ramah dan murah senyum. Karena mereka masih terus  mempertahankan kearifan lokal yaitu adat istiadat (kebiasaan) masih kental sampai dengan sekarang ini.


Sebagai anak putra daerah masih mengingat cerita leluhur dari tua -- tua adat pendahulu yang sudah kuno, tapi mereka selalu ceritakan kepada anak-anak sampai untuk cucu secara turun temurun sebagai regenerasi baru di  masa kebagunannya.


Warga masyarakat mereka ini masih (mayoritas) semua biasanya memakai kayu bakar jadi biasanya diambil dari hutan sebagai kebutuhannya. Jadi, bagi orang baru yang datang sebagai tamu pasti mengenal masyarakat di wilayah ini dengan tata krama, ramah tamanya dan murah senyum kehangatan. Dengan warga masyarakat ini membuat tamu ataupun orang baru yang berkunjung pasti mengenal masyarakatnya secara lebih dekat.

Dari penjelasan singkat yang menjadi  gambaran umum diatas, saya mengambil kesimpulan bahwa jika kalau semua stakholder yang berkepanjangan  ingin untuk Pegunungan Arfak harus maju dengan pembangunan yang pesat, dari seluruh bidang agar maju bersaing dengan kabupaten atau kota lain di Indonesia. Harus dimulai dengan  membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang paling utama, dan sekaligus melakukan pendekatan dengan budaya lokal, dan Agamanya melalui satu Agama dedominasi yaitu Gereja Persekutuan Kristen Alkitab Indonesia (GPKAI), karena belum ada Agama atau keyakinan lain yang masuk di dalam wilayah perdesaan tersebut.

Kalau semua pihak tidak memulai dari dua unsur-unsul pendekatan yang saya gambarkan diatas, maka kebijakan yang diambil pun nanti salah arahnya. Kenapa salah arah?  Berikut ini saya telah menjelaskan ada beberapa poin penting yang saya masih ingat dalam pikiran dan saya berpandangan masih sangat relevan dengan tulisan ini dalam kerangka untuk menjadi bahan pegangan ataupun acuan dalam melihat dan  membangun Pegunungan Arfak manatap masa depan yang lebih baik. Membawa perubahan demi perubahan ke arah yang lebih baik kedepan berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan.

Pertama, warga empat sub suku masyarakat Arfak ini mereka percaya pada tutur kata lisan, daripada kalimat resmi yang bentuk tertulis, sehinga mereka tidak mau untuk dibohongi. Karena mereka berbicarapun masih labil saja. Ada sesuatu yang penting harus kita menyampaikan tujuan jelas. Kalau harus seperti ini dan itu pasti mereka cepat paham dan mengerti lalu mereka berbuat. Dengan keyakinan bahwa apa yang sudah disampaikan mereka tetap perbuat sesuai dengan apa yang disampaikan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun