Mohon tunggu...
Asep Wijaya
Asep Wijaya Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengajar bahasa

Penikmat buku, film, dan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hadiah Bioskop Indonesia untuk Hari Perempuan Internasional

12 Maret 2018   15:57 Diperbarui: 12 Maret 2018   16:04 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disadari atau tidak, perusahaan bisnis bioskop multipleks di Indonesia punya andil dalam peringatan Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret kemarin.

Setidaknya, entah kebetulan atau memang dipersiapkan, pengelola bioskop di Indonesia, sejak awal tahun hingga sebelum 8 Maret 2018, menayangkan tujuh film dengan protagonis perempuan yang tangguh.

Perusahaan pemutar film itu seperti tersadar bahwa ada keberpihakan yang kurang terhadap perempuan dalam industri film yang sering kita saksikan produk sinematiknya dan selalu punya asosiasi dengan Hollywood.

Bahkan kabar tak sedap sempat mencuat dari industri film terbesar di dunia itu pada pengujung tahun lalu. Seorang perempuan, pada Oktober 2017, mengaku diperkosa oleh sutradara beken, pengarah film Rush Hour dan serial televisi Prison Break, Brett Ratner.

Kabar skandal itu semakin kencang menerpa Ratner setelah tujuh orang aktris, pada November lalu, menuduhnya telah melakukan pelecehan seksual atas mereka.

Salah seorang yang menyuarakan tuduhan tersebut adalah Olivia Munn, pemeran Psylocke di X-Men: Apocalypse (2016). (baca: Olivia Munn)

Sontak sebuah kampanye untuk menyuarakan keprihatinan yang sama bergemuruh di media sosial. Satu yang paling menjadi perhatian banyak pengguna media sosial adalah gerakan #MeToo.

Bahkan gerakan media sosial ini bergema hingga ke hampir seluruh pelosok dunia. Isunya pun beragam, tidak hanya soal pelecehan seksual, baik di industri perfilman maupun non-perfilman, tetapi juga soal perbedaan penerimaan hak kerja yang diperoleh pemeran perempuan dan laki-laki.

Komedian Jimmy Kimmel menyuarakan hal itu dalam penggalan monolognya di pembukaan ajang Academy Awards atau Oscar ke-90 awal Maret lalu. Ia menyinggung jatah pembayaran yang tidak fair milik Mark Wahlberg dan Michelle Williams dalam film All The Money in The World (2017).

Tersiar kabar, pemeran tokoh Gail Harris ini mendapatkan bayaran yang lebih rendah daripada pemeran tokoh Fletcher Chase saat pengambilan ulang gambar. Bahkan untuk pembuatan film All The Money in The World, seperti diberitakan voanews, Wahlberg memperoleh US$ 5 juta sementara Williams hanya US$ 650 ribu.

Praktik perlakuan tidak setara antara pekerja seni perempuan dan laki-laki serta keprihatinan atas aneka kasus pelecehan seksual terhadap perempuan inilah yang barangkali menggerakkan keputusan pengelola bioskop di Indonesia menayangkan tujuh protagonis perempuan sebelum 8 Maret.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun