Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjalanan Insan Berakhlak Mulia

26 September 2023   05:21 Diperbarui: 26 September 2023   05:25 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebagaimana diuraikan dalam artikel sebelumnya, akan lebih baik bila kita selalu dapat berbuat baik kepada orang lain, karena sesungguhnya perbuatan baik itu untuk diri kita sendiri.

Hendaklah kita meyakini bahwa hanya insan yang berakhlak mulia, dan berbudi pekerti luhur lah yang dapat melakukan perbuatan baik; Yang tercermin dalam tingkah laku, perbuatan, dan tutur katanya sehari - hari. Dan atas perbuatan baik inilah mudah -- mudahan selama kita melakoni hidup, dan kehidupan di atas dunia ini dapat membuat rasa sukacita, bangga, dan bahagia pihak lain atau orang lain.

Kita hendaklah dapat memahami, dan meyakini bahwa rasa sukacita, bangga, dan bahagia tadi tidak hanya dirasakan oleh para pihak yang terkait, tetapi Dia-pun merasakan sebagaimana tersirat dalam Al Qur'an surat Al Mujaadilah ayat 7. Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. Dan tiada ( pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada ( pula ) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian  Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

Mengapa dikatakan tersirat? Kalau ingin tersurat mari kata -- kata pembicaraan rahasia dan pembicaraan yang tersurat dalam surat Al Mujaadilah ayat 7 kita ganti dengan kata -- kata  rasa sukacita, bangga, dan bahagia. 

Atas perbuatan kita tadi maka Al Qur'an surat Al Mujaadilah ayat 7 akan tersurat sebagai berikut: Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada rasa sukacita, bangga, dan bahagia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. Dan tiada ( rasa sukacita, bangga, dan bahagia antara ) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada ( pula ) rasa sukacita, bangga, dan bahagia antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. 

Allah akan merasakan rasa sukacita, bangga, dan bahagia manakala kita dapat membuat rasa sukacita, bangga, dan bahagia kepada sesama makhluk ciptaan Allah umumnya, dan khususnya kepada sesama manusia; Apapun bahasa dan warna kulitnya, apapun suku bangsa dan bangsanya, apapun status sosial, ekonomi, agama, dan kepercayaannya.

Jadi pada saat kita bertebaran di muka bumi mencari karunia Allah, dan bersosialisasi atau bermasyarakat hendaklah dapat menggenggam atau menyembunyikan agama yang diyakini masing - masing agar tidak kelihatan, kecuali yang ....................................

tampak bersosialisasi atau bermasyarakat 

hanyalah orang atau insan yang berakhlak mulia, 

dan berbudi pekerti luhur.

Atau dengan kata lain....................................................

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun