Mohon tunggu...
Bang Kemal
Bang Kemal Mohon Tunggu... -

Acuan kerangka awal, pelajaran SD/SMP, berpancasila. Hehe...seorang awam yang mau belajar. Terima kasih Kompasiana, Terima kasih Netter se-Indonesia. Mari berbagi........... dalam rumah yang sehat dan SOLID.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Balada Jukung Kelana (Fiksi Koloborasi Sumpah Pemuda)

27 Oktober 2011   18:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:25 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 Momen I/ Mari Bertanya Hening terkesima benak melarung, tenang landaikan riak jukung bagaikan lembut gemulai ombak menggetar rasa berpangku teduh di hibahan suarga nusantara upakara isi jiwa damai turun-temurun, ialah berhikayat sejarah terpatri dalam pranata ini jiwa, sakaguru harinurani kita MERDEKA karunia keilahian itu sesungguhnya, hanya karna Allah Bangkit berdiri di atas jukung, alunan nada selaras membawa angin bersilir manja membelai wajah, mata terpana permadani nusantara memuja elok untaian ratna manikam, sekejap degub menahan nafas, bangga balada rindu ini, rindu tembang bergema Duhai cinta anak nagari, dendang sang atma riang menari memercik buih-buih di nuansa peradaban bangsa-bangsa entah kemana jukungku kelana, saatnya tersesap tanya ; Berteriak sudah gegap gempita, saat memori terikrar sama Lama merekat sejarah bersimbah darah, tonggak nasip pun sama samsara derak kertak batang leher junjung duli seni negara namun dera dan tulah tak jua kita jera Mengapa dingin kian memiris nadi, lesu gelora mendekap suara Inikah keutamaan titian emas, satu dalam pengabdian kata-kata Inikah titisan kuasa langit utopia, sanubari menjilat ludahnya sendiri Semakin busuk dan karat daya juang menguasai serasa derap menyentak dada  gelora itu binasa Momen II/ Krisis Akhlaki Di kala kulit dan otak orang lain punya kita pakai hakekat jiwa bernas pun berlabuh menepi tiada lagi tangan tergenggam harmoni seni budaya berterali degradasi negasi nilai asri lestari Berpuluh-puluh tahun ribuan jukung tersingsing badai kandas terhempas, karam, berserakan kerangka di dasar karang nihilkah kearifan kepemimpinan nagari ayomi, pemimpin bijak bestari, berprinsip, bernyali sulur leluhur seakan tercerabut paksa, arak-arakan menggiring keserakahan dengan pasti ; Jukungku pura-pura berpancasila jukungku buta bernama serakah budaya baru berbusa rentan meracuni akal budi bangsaku berlarat-larat dalam segara tabiat korupsi    Jaman gamang memiuh makna bersatu menjelma seribu anak panah nalar lugas menghunjam, ujudlah krisis akhlaki terbang-terbang ia seperti binatang penyerbuk milenium di kaca-kaca dependensi pembangunan niraksara berdikari, daya pusaka termangsa obligasi Kawan! ini cara pandang, ini waktu, ini visi berpura-pura  --------Keterangan : Selamat Hari Sumpah Pemuda Fiksi kolaborasi BangKemal - Sunny Huang Momen III/, dipersembahkan untuk FPK Sumber Youtube Chopin Larung : http://youtu.be/PWR157d4AWI  Link terjemahan sebagian lirik (berbahasa Bali)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun