Dan kemudian saya pikir mereka mungkin tidak suka dengan apa yang mereka lihat. Mereka tahu bahwa saya bukan penjual minuman kaleng atau kaset opera, atau stoking robek yang lama teronggok di bawah ranjang. Â Kuku yang kotor, brewok yang tidak sama panjang dan baling-baling kipas yang berdebu yang tidak berhenti berputar memusingkan.
Saya pun merengkuh kaleng minuman baru dan memecahkannya sambil memungut  serakan lima majalah yang ditinggalkan kedua tamu tadi, lalu membaca tulisan-tulisan di sampulnya. Mata saya mendapati ada nama saya salah satunya. Tiba-tiba saya seperti merasa, membaca kisah orang berkerumun sedang menjepit seorang bedebah.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!