Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penyair dan Perempuan Matahari

26 Juli 2021   16:14 Diperbarui: 26 Juli 2021   16:30 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Ah! Apakah engkau masih bercinta? Tentu saja! jawab mereka berdua. Lalu aku semakin tersudut lebih kecil dibandingkan di dunia. Dan lebih menyakitkan aku harus memanggul cinta terpendam yang berkepanjangan, menembus waktu yang tak terhingga rasanya. Kemudian aku berlari melampuai mereka berdua, terus berlari tanpa henti hingga melewati orang-orang yang juga berjalan menyusuri arah yang sama.

Hei! Buat apa kau berlari? Orang-orang meneriakkan makian kepadaku.

Dia sudah gila! Mau apa kau, lelaki dungu? Tanya seorang lelaki tua bernama Siroki.

Aku akan menunggu di persimpangan! Sahutku tanpa menghentikan laju kakiku.

Semua orang menggeleng-gelengkan kepalanya. Bukankah perjalanan semua ini adalah kesabaran?

Maaf aku tak tahan melihat Matahari di belakang! Teriakanku sambung menyambung yang entah didengar atau tidak, aku tak memedulikannya. Karena hatiku demikian perih. Bagaimana bisa mereka berbuat demikian di kesudahan ini?

Dan orang-orang yang berbaris itu menengok kebelakang sampai yang paling belakang dimana pasangan romans itu lelet tertinggal. Terlihat pasangan lelaki penyair dan perempuan Matahari masih berpeluk mesra.

Hei! Bisakah mereka diberitahu? Hampir berbarengan keluar suara dari kerumunan itu sembari menunjuk.

Biarlah!  Mereka tidak tahu bahwa waktu mereka telah selesai!

Pasangan ini tidak menghiraukan suara mereka, karena keduanya sedang dimabuk asmara, maka para pejalan itu mulai membiarkan saja.

Pasangan serasi itu malah tertawa memperhatikan masing masing wajahnya dalam pelukan panjang mereka. Bibir mereka yang hangat mengucapka mantera-mantera dan puisi-puis cinta yang makjleb! Meskipun terdengar individu, namun tetap terngiang indah di telinga para pembaris didepannya, entah apakah mereka terhanyut atau memikirkan hal yang lebih penting. Sepertinya massa terbelah, antara pro dan kontra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun