Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kucing Kesembilan

17 Mei 2021   18:17 Diperbarui: 28 Mei 2021   19:08 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Mabel Amber, who will one day dari Pixabay

Kucing jantan itu mengendus dan melelehkan leher bawahnya lalu mengangguk-angguk dengan bola mata terpejam.  Jemari sang pengusap dirasakan lembut dan hidung si pus, merasakan nikmat membaui aroma tubuh pembelainya. 

Meoong.. suaranya tebal maklum kucing jantan geladak tanpa silsilah jelas. Oma Ola terus mengelusnya kemudian mengangkatnya, membuat hewan itu kesenangan. 

Lidahnya melet-melet seakan berbicara soliloquy. Didekapnya si meong rapat untuk merasakan punggung mahluk berbulu itu menghangatkan dadanya hingga ke rongga hati. 

Kucing itu tak menggeliat hanya ekornya saja bergerak naik turun. Dari dalam kerongkongannya terdengar suara krek-krek, mengisyaratkan rasa nyaman di pelukan nyonya majikan.

Oma Ola menatap si pus jantan itu, dia mengingatnya dengan baik, bahwa harimau kecil ini adalah kucing ke sembilan yang dimilikinya, setelah delapan lainnya mati dan semuanya adalah kucing lelaki. Entah seperti memiliki interkoneksi yang tak tak terlihat nenek Ola pasti kedatangan kucing jantan di saat kesendiriannya. 

Seperti si Nawa nama kucing kesembilan ini, waktu itu dia datang mengais-ngais pintu gubuk reyotnya di saat orang-orang terlelap mimpi, mahluk itu mengetuk pintu. 

Kucing belang dua ini datang begitu kurus hingga semua rusuknya seperti hendak terlempar keluar. Tetangga dempet sebelah yang preman menggebuk dinding bambu rumahnya karena mimpinya terganggu oleh erangan kedatangan Nawa.

Hei nenek tua! Kau diamkanlah meong itu! Begitu terdengar hardiknya memecah malam. Ola tua tertatih menggeser pintu rumbianya dan menemui kucing buduk yang terus menjerit di kaki keriputnya. Direngkuhnya kucing belulang itu dengan kasih dan diopeni dengan segenap hati hingga beberapa minggu kemudian tubuhnya tumbuh lumayan.

Kau pasti si Nawa, pengganti Asta yang mati kemarin bukan? Kata Ola bahagia saat bertemu pandangan pertama dengan Nawa si meong lelaki ke sembilan. Lalu mereka mereka berdua melanjutkan kehidupan berpasangannya kembali.

Orang-orang sudah terbiasa dengan kehidupan nenek Ola yang sendiri yang selalu berpasangan dengan kucing jantan, mereka tak pernah terusik akan kesendirian mak Ola bahkan tidak ambil pusing. 

Yang mereka mahfum adalah perempuan Ola adalah mak tua yang sudah ada disitu semenjak dulu kala, entah sejak kapan, orang malas perhatian untuk menelisik. Yang jelas disitu telah hidup seorang perempuan lanjut bernama Ola dengan gubug doyongnya berpasangan dengan seekor kucing jantan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun