Aku terkunci di jalan yang luasnya tak terkira
Tak ada siapa bahkan bayanganku satu-satunya yang ku miliki pun pergi
Sendiri tanpa tersisa
Ku berpikir mungkin semua kehilangan  bayangan
Tak ada cahaya pembuat bayangan
Ku lihat sinar rembulan telah terambil
Terangnya terhisap ke dalam gedung di depan wajah ku
Sehingga gedung itu seperti matahari
Tak terlihat satupun bunga --bunga tertidur
Rumornya mereka harus bersolek semenjak sore dipetik gedung
Hujan rintik yang jatuh melayang tampak kehabisan embun
Angin berkabar jika mereka di peras menjadi kristal lampu penghias gedung
Sahabat-sahabat malam ku tak ku dapati
Teman silsilahku yang tak terperi masihkah disini?
Aku meraba-raba mencari di suram cahaya mati
Berkeras memunguti kemiskinan kawan sejati
namun ternyata sudah di ambil pula
Aku mencoba mendekati  gedung yang sinarnya lewat celah paku
Kau tidak bisa masuk, kami hanya perlu jemari!
Mereka menarik jempolku untuk menekan
Semua begitu hingga berpuluh juta
Katanya itu harga kebahagiaan dari hasil melupakan kemiskinan
Gedung itu bernyanyi menjanjikan setumpuk uang dan kemewahan
Gedung apakah itu?
Kata pemimpin itu gedung masa depan