"Sudah sudah. Saya pamit dulu. Besok pagi saya tunggu sampeyan di makam istri sampeyan ya? Inget lupakan pikiran soal surga dan rumah tua sampeyan pak Tomi. Mengerti ya?"
Tom mengangguk setengah, sementara menghantar pak RT mencapai halaman untuk pulang.
Sepeninggal pak RT yang baik hati, Tom tak hendak masuk kedalam rumah. Kepalanya terasa pusing, tiba tiba dia merasa tidak memiliki apapun, bahkan dia merasa seperti berhenti memiliki dirinya sendiri. Tom hanya berjalan menjauhi rumahnya, yang dipandangnya menjelma menjadi rumah tua, yang semakin membuatnya jauh dari dirinya sendiri bahkan tidak mengenalnya lagi. Tom meraba telapak tangannya sendiri untuk meyakinkan rasa hidupnya bahwa masih ada identitas disekujurnya. Namun hanya rasa yang akhir akhir ini dikenalnya, yang menariknya ke jembatan masa lalu. Dan itulah, Tom berspekulasi inilah surga. Selanjutnya Tom terus melangkah entah, hilang di gelap malam yang tak berhingga.
***
Pagi ini di kuburan umum dibatas komplek perumahan, terlihat cukup ramai berkumpul pak RT dan sebagian penghuni komplek. Mereka terkejut, mendapati kuburan istri Tom dan makam lama ibunda Tom, terlihat bekas digali dan telah di tutup kembali.
Namun kedua batu nisannya telah bertukar tempat.