Sedangkan di luar agenda  kunjungan duafa, Relintas juga sangat memperhatikan kondisi rumah masing-masing orang tua asuh. Dalam hal ini, ungkap Bamset, biasanya ada agenda renovasi dan bedah rumah. Untuk kerusakan ringan, langsung ditangani tim bedah rumah Relintas, sedangkan kerusakan parah bakal dilakukan bedah rumah total.
Dari seluruh kegiatan yang saban bulannya menelan biaya berkisar Rp 15.000.000 ini, jelas Bamset, semuanya merupakan donasi para hamba Allah yang tersebar di berbagai daerah dan negara. "Tak sedikit tenaga kerja Indonesia (TKI) yang rutin mengirim donasi tiap bulannya. Yang jelas, Relintas tak menerima donasi dari penguasa, pengusaha dan politisi," tuturnya.
Menurut Bamset, cuaca apa pun bagi relawan bukanlah menjadi halangan yang serius. Sebab, kendati nilai  sembako hanya Rp 100.000 perpaket, namun, kedatangan relawan selalu ditunggu para orang tua asuh. Pasalnya, satu paket mampu membuat seorang duafa (yang hidup sendirian) bertahan hingga 2- 3 minggu.  "Mungkin bagi orang kota, uang segitu ga ada artinya. Tapi bagi mereka, sangat berarti," kata Bamset.
Hingga akhirnya, pk 14.00 seluruh kegiatan berbagi 86 sembako untuk duafa dinyatakan tuntas. Kenapa memakan waktu berjam-jam? Karena antara satu duafa dengan duafa lainnya jaraknya lumayan jauh, hal itu masih ditambah relawan wajib mengajak berdiskusi sasarannya. "Alhamdulillah, di tengah cuaca yang tak ramah, seluruh kegiatan rutin ini  berjalan lancar," jelas Bamset. (*)