Jangan tergesa-gesa, "aja kesusu". Buah itu, jika dipercepat masaknya, malah menjadi tidak sempurna.Â
Terburu-buru adalah salah satu pertanda emosi sedang mengharu biru. Tergesa-gesa, mengikuti kemendesakan. Terkesan lega, tapi aslinya termangu sangat.
Seakan jiwa terpisah sementara. Berdiri gagah, tapi sedang gundah gelisah.Â
Berdiri di padang luas, terhampar rasa was-was. Rerumputan membelukar. Daun kering berserakan. Bunga pum gagal mekar. Reranting yang tadinya penuh dengan calon bunga, berguguran tiada guna.
Sebenarnya akar masih mampu menyerap nutrisi. Walau pelan, tetapi pasti. Bila akar itu tercerabut, nyawa bisa jadi terenggut. Walau tanaman itu mampu menyembunyikan sejuta kalut.
Melewati akar, kedamaian batin mungkin terpancar. Jika diunduh siang, terasa bertambah riang cemerlang. Kepercayaan akan tumbuh berkembang. Menjauh dari pengkhianatan. "Tetapi karna percaya, dusta pun terlihat asri menyala".
Duduk berdua, berbicara dari hati ke hati. "Jauhkan cinta kita terjebak oleh kilauan embun". Sebentar lagi pagi merangkak menuju siang. Lebih baik mengenyahkan kabut, agar hati kita terbebas dari kalut.
Cinta bukanlah logika. "Katresnan iku nglirwakake nalar. Amor intrat dilectio et approlinquat, ubi scientia foris est". Ada baiknya cinta itu dijalani secara sederhana.