Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menghangati Ceria Pagi

30 September 2022   07:33 Diperbarui: 30 September 2022   07:41 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Tea Time" karya Nila Aye  -  Bersumber dari twitter Brindille

Seteguk teh hangat, ingin mengurai rumitnya hubungan kita. Bahagia itu semestinya sederhana. Pagi yang sederhana, masih ceria saling sapa. Banyak cara untuk memantaskan diri sendiri.

Segala sesuatu yang terlalu, pasti akan mengganggu. Terlalu banyak warna, akan menyilaukan mata. Terlalu keras bersuara, penyebab tuli telinga. Terlalu banyak penyedap rasa, malah menghilangkan selera.

Saat masih mampu berkata-kata, tak baik hanya diam terkekang. Seandainya ada kendala, perlu menyiapkan kendali hati.

Sehangat teh pagi, melintas peristiwa kejatuhan lagi. Berkali-kali ingin mencintai, gagal dan gagal lagi. Saat jatuh, pantulan emosi melenting tinggi. Seperti bola, terbang mengudara seakan tak mungkin kembali lagi.

"Aja kesusu. Janganlah tergesa-gesa". Apalagi mengembangkan rasa bersalah. Ke mana pun mencari tempat rebah, tak akan cepat menghilangkan gelisah.

Kita terkadang bersikap congkak dan angkuh. Tepuk tangan masih dibutuhkan, hanya untuk menumpuk pujian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun