Seteguk teh hangat, ingin mengurai rumitnya hubungan kita. Bahagia itu semestinya sederhana. Pagi yang sederhana, masih ceria saling sapa. Banyak cara untuk memantaskan diri sendiri.
Segala sesuatu yang terlalu, pasti akan mengganggu. Terlalu banyak warna, akan menyilaukan mata. Terlalu keras bersuara, penyebab tuli telinga. Terlalu banyak penyedap rasa, malah menghilangkan selera.
Saat masih mampu berkata-kata, tak baik hanya diam terkekang. Seandainya ada kendala, perlu menyiapkan kendali hati.
Sehangat teh pagi, melintas peristiwa kejatuhan lagi. Berkali-kali ingin mencintai, gagal dan gagal lagi. Saat jatuh, pantulan emosi melenting tinggi. Seperti bola, terbang mengudara seakan tak mungkin kembali lagi.
"Aja kesusu. Janganlah tergesa-gesa". Apalagi mengembangkan rasa bersalah. Ke mana pun mencari tempat rebah, tak akan cepat menghilangkan gelisah.
Kita terkadang bersikap congkak dan angkuh. Tepuk tangan masih dibutuhkan, hanya untuk menumpuk pujian.