Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ksatria

4 September 2022   19:40 Diperbarui: 4 September 2022   19:41 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wayang itu perlambang. Dalam satu kotak, melambangkan karakter yang berlainan. Kulit belulangnya seolah mencerminkan watak bawaan dan nasib. Mungkin mirip keputusan Zeus dalam mitologi Yunani. Atau sabda  Jupiter dalam mitologi Romawi. Sedangkan wayang, ada pakem dan ketertundukan juga.

Setiap figur wayang seolah membawa takdir dan peruntungan sendiri-sendiri. Terjadi, sebagaimana telah terjadi.

Seperti mekarnya bunga Wijayakusuma di tengah malam. Di gelap malam gulita, diam-diam menebarkan kecantikan. Bagi pengagumnya, tak ada motif untuk memperindah kabar dari rupa. Itu juga sah-sah saja.

Watak ksatria pun begitu. Mestinya ada jejak impresi yang sangat membekas. Tidak sekedar "tinggal glanggang colong playu". Inginnya selalu menang, namun tidak didukung oleh jejak dalam berperilaku.

Berwatak ksatria pasti memiliki bibit keluhuran budi atau kemuliaan atau jalal. Walau menyandang nama itu, belum tentu yang bersangkutan telah menghayatinya. 

Ternyata watak ksatria itu tidak hanya dicerminkan oleh jabatan yang disandangnya saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun