Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kapankah Detik Berhenti Detak?

8 Juli 2022   20:25 Diperbarui: 8 Juli 2022   20:33 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karya Pierre Botte  - Bersumber dari twitter Pierre Botte

Walau sangat dekat, detik jarang memerhatikan detak. Apalagi kala merasa sehat, sepertinya tak hendak untuk melihat. Saat berjumpa dan berpisah pun, tetap dibiarkan berkelibat. Barulah setelah air mata hangat mengalir pelan di pipi,  terasa hidup semakin dingin dan hampa ingin.

Detik dan detak  kadang tiada yang memandang. Keberadaannya  makin renta karena uzur. Peninggalan stalagtit dan stalagmit di gua,  jika dipukul, akan melahirkan nada indah gelisah. Seperti mencari pendengar yang sedang berburu kisah.

Menghayati eksistensi mereka, lebih pas bila sedang mabuk cinta. Mendung bukanlah penyebab murung. Hujan malah terasa sangat menawan. Nada asmara tak henti menggoda.

Fals tak soal, jika sedang nyanyi berdua saja. Simphoni selaras, makin menyangatkan aroma bunga cinta.

Jejak bunga terkadang misterius. Tak apa jika seringkali berusaha mengendus. Perburuan itu asyik jika masuk ke ruang warna . Tak peduli terhadap ujung musim, yang mulai rajin mengugurkan hijau daun. Gairahnya tersesat di bayang cahaya putih.

Berilah kesempatan kepada detak dan detik untuk mulai peka terhadap rasa takut. Karena rasa takut itu mampu memberi sayap kepada kaki, agar lebih leluasa terhadap pilihan hinggap.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun