Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kursi Menjadi Saksi Makna Ambisi

1 Februari 2022   20:45 Diperbarui: 1 Februari 2022   20:49 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dialog kursi, di jendela terbuka, bertukar hati. Terkadang dingin, lalu menghangat lagi, tergantung musim. Tlah kenyang asam garam, saksi ambisi, terbakar api. Berebut tulang, kadang tidak berdaging, terbayang nyam-nyam. Jika tlah jadi, duduk di kursi, sebelum lupa diri.

Sukses ditakar, mirip aroma wangi, terasa lembut. Sebelum itu, matahari dibakar, asa berkobar. Kadang melembut, meniru angin laut, yang tidak kalut.

Lupa arti dialog, kesepahaman, menuju nyaman. Tapi ternyata, hanyalah debu, menyelimuti gunung. Persis seperti, tuang air ke laut, mubazir saja.

Kata-kata pun kuna, diulang-ulang, maknanya terbang.

Kursi-kursi terdiam, bersaksi bisu, walau tahu. Di kala diduduki, semakin paham, makna ambisi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun