Biru hariku, biru juga hatimu, berputar slalu. Kemarin kini nanti, terikat erat, bersatu padu. Melangkah tegap, bersama bulan tahun, kaki berayun.
Biru hatiku, ubah gelombang baru, membakar kalbu. Yang membelai, di debur pantai, getar tetapi getir. Sekarang ini, hubungan kita, mampet tidak mengalir.
Cinta ternyata bebas, singgah dan pergi, tergantung hati. Sia-siakah, saat menjaring angin, memeluk ingin ?
Biru hatiku, sedikit waktu, kehendak menyapamu. Namun tiada kata, membisu lama, kering tangisnya. Kesabaran yang panjang, memaling pandang, di badan jalan.
"Katresnan iku wuta", cinta yang buta, benar adanya. Berlaku untuk saya, dan untuk dia, berdua sama.Â
Biru hariku, biru juga hatimu, berubah slalu.