Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dendang Juang Lampu Temaram

7 Desember 2021   19:39 Diperbarui: 7 Desember 2021   19:40 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Nyalanya Muram"  -  dokpri besubroto

Akhir-akhir ini lampu taman masih temaram. Sesekali padam. Hujan masih suka bercanda seharian. Pagi siang, dimiripkan malam.

Penghujan membuat sedih. Kemarin belajar terasing. Kini masih saja senyap, basah kuyup berawan gelap.

Tadi ke keramaian. Lumayan bisa saling melihat. Terasa masih eksis, berharap semoga tetap sehat.

Pulang senja, lampu itu tetap temaram. Ia menyimpan pesan mentari : "Dunia terkesan jenuh. Setiap dihangatkan, masih saja menggigil kedinginan".

Kehangatan bukanlah hasil perilaku bakar membakar. Seperti hangat mentari. Dari jendela sempit pun, ia mampu menyapa dan menembusnya. Menyentuh pipi, menghangati telinga dan hidung. Pesan singkatnya : "Janganlah terlalu lama murung".

Temaram suram, suka yang remang-remang. Jika masih begitu, dendangkan saja tembang. Siapa tahu itu adalah sisa-sisa daya juang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun