Di dada ada iga. Seperti gambang tulang, bersembunyi di dalam. Berbilah-bilah jadi kerangka. Tak ada panjang tak ada pendek, semua rata. Dipotong-potong, daging empuk terlepas.
Minggu siang, iga goreng penyet terhidang. Rasa ingin makan menari-nari. Iga goreng, berteman : tahu dan tempe goreng, terong, sambel goreng, urap, dan sambel korek.
Setelah ludes, kuraba dadaku. Iga yang tipis daging, bersiap mengering. Jika saatnya tiba, igaku akan ikut apa pun yang akan terjadi.Â