Setiap kamu bercerita, angin bertiup sesekali. Kadang terasa berhembus gegap. Tersering malah dingin senyap. Kesunyian merayap pelan berbilang tahun. Gigilnya tinggi bergaung.
Aku mencoba untuk sesekali mengamati. Apakah senyap sudah ngumpet di sana, atau masih mejeng di sini. Mengendap-endap, agar ketakutan tetap menjadi kemewahan di kala pandemi.
Terbanglah kata tanpa suara. Dahulu  kau hinggap di reranting bising. Saat ini malah nangkring lama di puncak sunyi.