Mohon tunggu...
bambang riyadi
bambang riyadi Mohon Tunggu... Praktisi ISO Management Sistem dan Compliance

ISO Management System and Compliance Practices. https://www.effiqiso.com/ is my blog about ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001, and ISO 45001 topics. Menulis Buku: The Best Way to Keep Your ISO 50001 Certification Current, ISO 9001:2015: A Useful Narrative Handbook for Novices, preserving mental well-being in the digital age.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengapa Generasi Urban Sering Selingkuh? Saat Hubungan Intim Kehilangan Jiwa di Tengah Kesepian Digital

10 Oktober 2025   06:00 Diperbarui: 10 Oktober 2025   14:06 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nuansa Kesepian dalam Kehidupan Berpasangan | Canva.com

Beberapa waktu lalu, seorang teman dekat mengaku telah berselingkuh. Bukan karena cinta baru, bukan karena dendam, tapi karena—dalam katanya—"aku merasa seperti tinggal serumah dengan orang asing."

Pasangannya sibuk bekerja, ia sibuk mengurus anak, dan di antara rutinitas itu, komunikasi yang bermakna menguap perlahan. Mereka tidur di ranjang yang sama, tapi jiwa mereka berada di dua dunia berbeda.

Kisah ini bukan pengecualian. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, atau Surabaya, selingkuh bukan lagi soal nafsu semata—tapi soal kelaparan emosional yang tak terpenuhi.

---

Selingkuh Bukan Hanya di Ranjang, Tapi di Ruang Hati

Kita sering mengira selingkuh adalah tindakan fisik: pesan diam-diam, kencan rahasia, atau hubungan terlarang. Tapi jauh sebelum itu, selingkuh dimulai dari kehampaan batin.

Pasangan hidup yang dulu saling berbagi mimpi, kini hanya bertukar daftar belanjaan.
Yang dulu saling menatap mata, kini hanya menatap layar ponsel masing-masing.
Yang dulu saling mendengarkan, kini hanya “iya-iya” tanpa benar-benar hadir.

Dalam kesepian itu, datanglah seseorang—rekan kerja, teman lama, bahkan orang asing di media sosial—yang mau mendengar, memuji, dan membuat kita merasa “dilihat” lagi. Dan di situlah batas mulai kabur.

“Aku nggak mencintainya. Aku hanya butuh seseorang yang peduli,” kata teman saya, suaranya penuh penyesalan. 

---
Kota Besar: Tempat Paling Kesepian di Dunia

Ironisnya, di tengah keramaian Jakarta yang dihuni 10 juta jiwa, rasa kesepian justru paling tajam terasa. Kita hidup dalam budaya hustle: bekerja dari pagi hingga malam, mengejar karier, bayar cicilan, urus anak - tapi lupa mengurus hubungan.

Media sosial memperparahnya. Kita melihat pasangan orang lain liburan romantis, makan malam berdua, atau saling memeluk di foto ulang tahun. Lalu kita membandingkan dengan kenyataan kita: makan nasi sisa sambil menonton YouTube, tanpa percakapan berarti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun