Mohon tunggu...
bambang riyadi
bambang riyadi Mohon Tunggu... Praktisi ISO Management Sistem dan Compliance

ISO Management System and Compliance Practices. https://www.effiqiso.com/ is my blog about ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001, and ISO 45001 topics. Menulis Buku: The Best Way to Keep Your ISO 50001 Certification Current, ISO 9001:2015: A Useful Narrative Handbook for Novices, preserving mental well-being in the digital age.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bagaimana Jadi Bapak Rumah Tangga Saat Dunia Runtuh? Kisah Duka, Anak Sakit, dan Perjuangan Tanpa Istri

9 Oktober 2025   09:25 Diperbarui: 14 Oktober 2025   16:28 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ketika Dunia Runtuh di Usia 35 Tahun

Tahun 2012 adalah tahun yang menghancurkan hidupku. Istriku, satu-satunya teman bicara, mitra hidup, dan pengurus rumah tangga, meninggal dunia karena komplikasi penyakit yang datang tiba-tiba. Aku ditinggalkan bersama tiga anak---yang paling kecil baru berusia 3 tahun.

"Ayah, kapan Ibu pulang?"

Pertanyaan itu menghantamku setiap malam. Dan aku tak punya jawaban yang tak membuat mereka menangis.

Tiba-tiba, aku harus menggantikan peran yang tak pernah kubayangkan: menjadi ibu sekaligus ayah. Masak, cuci baju, urus sekolah, antar-jemput, bahkan menenangkan anak yang demam tengah malam---semua harus kulakukan sendiri, sambil tetap bekerja penuh waktu.

Tidak ada pelatihan untuk ini. Tidak ada manual. Hanya insting dan rasa takut kehilangan mereka juga.

---

Saat Anak Sakit dan Pekerjaan Menuntut: Titik Paling Rapuh

Enam bulan setelah kepergian istriku, anak bungsuku dirawat di rumah sakit karena demam tinggi yang tak kunjung turun. Di saat yang sama, kantor sedang mengejar deadline proyek besar. Aku bolak-balik antara kantor dan rumah sakit, mata memerah, tubuh lelah, pikiran kacau.

Ada malam di mana aku duduk di lorong rumah sakit, memegang laporan medis, sambil menahan tangis. Aku sempat berpikir untuk resign.

 "Lebih baik aku jadi pengangguran daripada kehilangan anak juga," bisikku pada diri sendiri.

Tapi keesokan harinya, sahabat lamaku datang membawa nasi bungkus dan kata-kata yang menyelamatkanku:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun