"Jelas, Mbak!"
"Kalau terhadap gadis selingkuhannya itu?"
"Marah sekaligus kasihan!"
Pembicaraan dua dosen wanita itu harus terpenggal sebentar, karena Nana terima telpon dari suaminya. Setelah selesai, Nana melanjutkan diskusi dengan yuniornya.
"Sekarang aku mau tanya soal yang menyangkut dirimu sendiri...."
"Soal apa itu Mbak?"
"Apa sikapmu, seandainya kekasihmu itu ternyata sudah punya istri dan anak?"
"Lho, kenapa Mbak kok tiba-tiba tanya soal itu?"
"Cuma nanya saja, kan enggak apa-apa, Neng...."
"Pertanyaan Mbak tendensius sekali. Apa Mbak Nana meragukan status Mas Eko?" kejar Dian agak geregetan.
"Maafkan aku sebelumnya, Dian! Sesungguhnya lebih mudah bagiku untuk mendiamkan saja soal ini. Tapi karena kamu adalah temanku, bahkan sudah kuanggap seperti adik kandungku sendiri, maka aku harus ngomong....."