Mohon tunggu...
bambang subianto
bambang subianto Mohon Tunggu... Penulis - mengabadikan peristiwa dengan pena

Menulis itu seperti menuangkan fenomena menjadi coretan yang syarat makna

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dunia Ramadhan

23 Maret 2023   06:28 Diperbarui: 23 Maret 2023   07:29 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ramadhan adalah pembuktian insan

bila dia mampu menjadi pribadi yang baik

itulah jati dirinya

karena tidak ada penggoda eksternal dari kalangan jin atau manusia

namun, bila dia tidak mampu menaklukkan hawa nafsunya

tetap menjadi pribadi dengan kebiasaan yang melenakan 

hati - hati 

dia perlu lebih dalam menyelami kepribadiannya

renungkan dari relung jiwa terdalam

pikirkan dengan alam bawah sadar

mengapa masih ada saja kejahatan di bulan Ramadhan

masih ada sifat malas - malasan

masih mengalami halusinasi keduniaan yang berlebihan 

atau menyimpan dendam hati yang sulit terobati

bila itu semua tidak bisa disingkirkan dari diri

banyak - banyak lah minta ampunan

sadarlah kalau nafsu dan kebiasaan buruk telah menguasai diri

memperbudak fitrah manusia 

mengikuti bisikan hati nya sendiri 

ke arah yang kontraproduktif

memang Ramadhan ini membelenggu setan penggoda manusia

memang Ramadhan ini menutup pintu neraka

dan membuka Rahmat Tuhan seluas - luasnya

namun, itu semua akan sia - sia

bila manusia tidak membuka hatinya

manusia abai dengan komitmen pribadi

yang telah terpatri 

jauh ketika manusia pertama kali menghirup udara bumi

memang tidak mudah

membiasakan diri dengan hal - hal baik

akan tetapi jauh lebih sulit 

membebaskan diri dari hegemoni nafsu pribadi

yang mengunci setiap mimpi 

ke dalam kotak hitam yang tidak bertepi

mimpi akan sirna

dan harapan akan terjun bebas

seperti sebongkah berlian yang jatuh ke jurang kelam 

kilaunya tidak lagi bermakna

yang ada hanya kepekatan 

gelap

hitam 

nyaris tidak ada nafas kehidupan

mungkin saja dia tidak sadar

kalau Ramadhan ini memiliki berjuta harapan 

dengan janji ampunan dan pahala yang tidak terkira

bila saja dia membuka mata 

hati 

dan telinga

atau cukup mengintip senja Ramadhan dengan sebelah mata

dia akan terhenyak 

dengan keindahan Ramadhan yang belum dia sadari 

Ramadhan akan membiusnya dengan lautan mimpi 

dan siraman kalam Illahi

Ramadhan akan membisikkan ke mata hatinya

menggugah hati yang telah membatu

melembutkannya 

menyelimutinya dengan awan tipis 

menyadarkannya kembali 

bila saatnya bermunajat kepada Sang Khalik

karena Dia adalah sumber dari segalanya

Sang Pencipta semesta yang penuh misteri 

Sang Penjaga hati yang selalu dekat dengan HambaNya

Dunia Ramadhan 

tidaklah lama

hilal muncul memang sebagai penanda

tapi sebenarnya, 

itu hanya fenomena alam semata

ada hal yang lebih penting 

yang bisa saja terlewatkan oleh mata

yaitu melihat keajaiban Ramadhan 

yang tidak kentara

hanya bisa diraba

dirasa

dan diindera 

oleh jiwa - jiwa murni yang merindukan kehadirannya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun