Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Itu Buddisme (14)

3 Oktober 2022   17:33 Diperbarui: 3 Oktober 2022   17:37 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nietzsche,  mengatakan sesuatu yang lain tentang kemutlakan yang dimunculkan dimna ada sesuatu, yang unik dan tak tergantikan (kehidupan),   cara untuk mencapainya adalah dengan dapat menemukan manusia super di dalam diri masing-masing dan memahami kekembalian hal yang sama secara abadi. Tetapi, Zarathustra, sebagai penguasa dari dua hal ini,   belum dapat menemukan dan memahaminya sepenuhnya.

Dengan cara ini, tidak mungkin untuk tidak mengetahui sesuatu secara lengkap dan pada saat yang sama berbicara dan mengajar tentang hal yang sama. Sebaliknya, Buddhisme menawarkan jawaban atas hal-hal kecil yang tidak diketahui yang muncul dari pendekatan yang valid dan logis.

Selain itu, Buddhisme berbicara tentang "pelatihan mental" yang harus dilakukan untuk memahami makhluk sebagai kesadaran mutlak yang mampu mengetahui segalanya. Kemutlakan yang disebut Nietzsche sebagai kehidupan. Apa yang lebih besar dari semua tetapi yang ada pada orang lain di masing-masing, secara bersamaan.

Ada pembicaraan tentang kontrol pikiran yang mutlak, seperti fase manusia di mana ia mampu memahami dan menerima segala sesuatu yang ada di dunia ini, yang sama yang dibicarakan Heidegger dalam teks Nietzsche. Kemampuan yang dicari oleh manusia super, yaitu kemampuan untuk memahami secara mutlak peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan setiap individu dan orang lain mengapa dan untuk apa itu terjadi.

Latihan ini dilakukan melalui meditasi, ada teknik dan praktik yang berbeda untuk dapat menemukan kesadaran mutlak yang dimiliki setiap individu dalam dirinya, dengan segala kemungkinan dan kemungkinan konsekuensinya. Ajaran Buddhisme ini mengelola idealnya tidak hanya dari bagian teoretis, tetapi   dan tentu ada bagian praktis, yang mengajarkan cara menjelajahi pikiran dan memahami dunia dan penyebab keberadaan.

Hal ini adalah cara terbaik untuk mendasarkan sesuatu dan untuk dapat menciptakan tentang keberadaan manusia.Pendekatan yang memberi tahu Anda   sesuatu itu ada,   segala sesuatu yang terjadi karena suatu alasan dan yang berbicara kepada Anda tentang "kepulangan abadi", tetapi tidak memberi tahu Anda lebih dari itu, tidak dapat menciptakan refleksi yang sama dengan kutipan yang mengangkat Anda semua langkah demi langkah bagaimana menemukan apa yang melapisi sebagai kosmeo ataua kepalsuan (manik moyo Jawa Kuna).

Selain untuk mengetahui hati nurani dan tujuan Anda, dan harus mengetahui kematian dan ini sebagai bagian dari kehidupan. Buddhisme menyatakan   reinkarnasi harus dibuat untuk menciptakan penerimaan kematian sebagai bagian dari siklus kehidupan yang abadi. Siklus ini akan menjadi "kepulangan abadi" yang sama seperti yang menyerukan Nietzsche, tetapi sekali lagi Buddhisme menjelaskan apa hanya itu dalam semua detail dan tekad, sementara Nietzsche membatasi dirinya untuk menyajikan ide, tetapi bagaimana dengan perkembangan? menjawab proses ini.

Pendekatan penting lainnya yang dibuat Nietzsche dalam teksnya dan pada kunjungan yang dilakukan oleh Heidegger, adalah Zarathustra tidak dapat mengenal manusia super, apalagi memahami kekembalian hal yang sama secara abadi sepenuhnya.

Dia mengatakan   bahkan Zarathustra, yang memiliki pengetahuan tentang hal-hal seperti itu, tidak mampu mencapainya dan memahaminya secara utuh. Menjadi ini tuan dari abadi abadi, dia belum dapat menemukan, harapan apa yang bisa dimiliki salah satu muridnya? Seseorang yang mencita-citakan hal ini, mengetahui sejak awal   tidak mungkin untuk mencapainya atau   sampai saat ini cara dan sarana untuk mencapai sesuatu seperti ini tidak diketahui, hanya diketahui keberadaan dan kepentingannya.

Menghadapi rintangan ini, Buddhisme memang menghadirkan solusi yang cukup jelas, yaitu   setiap manusia dapat menjadi Buddha atau manusia super, orang yang benar-benar dapat memahami segalanya. Ini adalah doktrin yang bertanggung jawab untuk memandu manusia selangkah demi selangkah menuju pencerahan kesadaran atau yang absolut. Ini adalah doktrin yang mengajarkan cara konkret bertindak dan praktik yang tepat untuk dapat mencapai gagasan yang dikemukakan Nietzsche, apa kekurangan teorinya dapat ditemukan dalam agama Buddha dan semua buktinya, siapa pun yang mengusulkan dan melakukannya dengan benar, Anda bisa mendapatkannya.

Jelas   teori Nietzsche tidak memiliki tujuan khusus, di mana orang harus khawatir tentang mendapatkan superman itu dan memahami   kembalinya abadi, sekali lagi, mereka hanya memutuskan untuk mengekspos sebuah ide dan membiarkannya tidak lengkap. Buddhisme berbicara tentang kerajaan dengan karakteristik khusus di mana kesadaran dapat berreinkarnasi, ini bergantung pada dan terkait dengan kontinuitas karma yang sebelumnya tidak terungkap, reinkarnasi di kerajaan terbaik akan menjadi akhir dari doktrin tersebut, sebuah masalah yang tidak memecahkan atau menge.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun