"Siapa pun yang melihat saya, melihat ayah saya." Bagaimana? Dalam cara dia menyapa Tuhan, memanggilnya Ayah tersayang (Abba), yang berarti dia merasa seperti pengunjung., bertindak sedemikian rupa sehingga keberadaan adalah pro-eksistensi, kehidupan bagi orang lain, terutama yang terakhir dan hina. Apa yang dia katakan dan lakukan adalah membujuk kami untuk memiliki sikap yang sama seperti yang dia miliki. Dengan cara ini kita akan menemukan  kita  adalah putra dan putri, dalam pernyataan dengan-Nya.
Dia menjadikan dirinya transparan kepada Tuhan, tidak merendahkan orang-orang yang datang sebelum dia, tetapi meradikalisasi kedinamisannya, menjadi titik acuan. Tuhan, kemudian, ada di dunia, tetapi  di luarnya.
Bersambung__
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI