Pengetahuan yang benar adalah persepsi, kesimpulan, atau pengetahuan yang diperoleh dari kesaksian verbal atau perbandingan. Persepsi didefinisikan sebagai pengetahuan yang muncul dari kontak indra dengan objek mereka, dan dipandang sebagai baik tak tentu dan nonlinguistik atau sebagai pasti dan menghakimi. Kedua aspek definisi persepsi dipandang sahih suatu hal yang dibuat melawan baik penganut Buddha maupun ahli tata bahasa. Lebih jauh lagi, persepsi itu biasa (laukika) atau luar biasa (alaukika). Yang pertama terjadi melalui salah satu dari enam mode kontak indra-objek yang dikenali dalam sistem.
Dan yang terakhir terjadi ketika seseorang merasakan objek yang tepat dari satu indera melalui indera lain ("Bantalnya terlihat lembut") atau ketika, saat mengenali universal dalam hal tertentu, seseorang merasakan semua contoh universal sebagai contohnya. Yang  luar biasa adalah persepsi para yogi, yang seharusnya bebas dari batasan temporal.
Citasi:
- Shastri, Pashupatinath, 1980, Introduction to the Purva Mimamsa (2nd ed., edited and revised by Gaurinath Sastri), Varanasi: Chaukhambha Orientalia.
- Bronkhorst, Johannes, ed., 2007, Mimamsa and Vedanta: Interaction and Continuity. Delhi: Motilal Banarsidass.
- Bhatt, G. P., 1962, Epistemology of the Bhatta School of Prva Mimamsa, Varanasi: Chowkhamba Sanskrit Series Office.
- Taber, John, 2005, A Hindu Critique of Buddhist Epistemology: Kumarila on Perception: The "Determination of Perception" Chapter of Kumarila Bhatta's Slokavarttika, London: Routledge Curzon.