Maka Ksatria Tanah Jawa, diberikan wahyu maka kamu menjadi pemimpin dan membimbing umat manusia nusantara berasal dari Tanah Jawa; seumapa ada Negara nusantara ada kamulah pembimbingnya; pamong Ksatria Tanah Jawa, dari sekarang sampai selama-lamanya; berumur panjang, jadi kematian Rohmu sama dengan rusaknya jaman atau rusaknya Nusantara,
Kemudian dbagilah kekuasaan itu secara turun temurun sampai datangnya para Pandawa, menurunkan "Parikesit" sampai pada Jaya ami Jaya; berkembang menjadi ratu raja sampai munculnya raja Majapahit; maka pada era ini Ismoyo atau Semar berubah  nama menjadi "Noyo Genggong"  atau "Sabdo Palon Noyo Genggong" sampai membimbing Prabu Brawijaya V atau terakhir;
Prabu Brawijaya V (terakhir) sebenarnya adalah "Damarwulan" yang sebenarnya bukan Putra Majapahit tetapi hasil doa restu dari patih Mangunda (patih anasir Udara/Angin), atau patihnya Majapahit yang sakti dan melampaui apapun; istrinya sama-sama hamil; Prabu Brawijaya IV istrinya juga hamil, dan Patih Mangunda juga hamil; dan saat waktunya melahirkan maka anaknya Mangudara itu pindah ke raganya istri raja majapahit (Prabu Brawijaya IV) ; demikian sebaliknya  kandungannya Ratu Majapahit dipindah ke kandungan istri patih Mangunda;
Hasil ini setelah lahir muncul pemimpin Majapahit bernama "Kencono Wungu"; dan Damarwulan mengabdi pada Patih Logender; sampai kematian Minyak Jinggo di Blambangan atau wilayah Banyuwangi Blambangan;
Patih Logender; punya tiga anak "Anjasmara, Seto, dan Kumitir"; dua anak laki ini memiliki watak angkuh egois dan serakah, maka "Damarwulan" mengabdi disitu bersama dengan "Sabdo Palon" dan "Noyo Genggong";
Tugas mereka adalah melaksanakan kerja membersihkan halaman, rumput dan taman bersama "Sabdo Palon" dan "Noyo Genggong";dan Damarwulan"; pada kondisi ini terjadi cinta antara "Anjasmara  dengan "Damarwulan";
Akibatnya adalah ketahuan oleh Seto, dan Kumitir (kakak Anjasmoro) maka "Damarwulan di hakimi; hukumannya adalah Damarwulan wajib memberi dan mencari rumput merawat untuk 12 kuda selama proses hukuman; namun karena yang membimbing "Sabdo Palon" dan "Noyo Genggong"; maka sekalipun dapat 1 helai rumput semua kuda kenyang dan terrawat dengan baik;
Setelah itu di Blambangan Minyak Jinggo melamar kerja di Majapahit;  dan "Kencono Wungu" jadi ratu sampai pada suatu malam ratu "Kencono Wungu" memperoleh pesan dari dewa  yang bisa membunuh Minyak Jinggo  yakni Ksatria bernama "Damar Sasongko" atau sekarang berada ditempat patih "Logender";
Kemudian patih "Logender dipanggail apakah benar "Damarwulan" mengabdi di istananya; akhirnya "Damarwulan: disuruh berperang ke Blambangan; setelah perang patih "Logender"; bilang ke anaknya Seto, dan Kumitir jika "Damarwulan" Â sudah menang dan pulang hadanglah dia dan bunuh; artinya yang memenggal dan membawa kepala Minyak Jinggo adalah Damarwulan"; atau direbut oleh Seto, dan Kumitir; matilah Damarwulan"; ditangan Seto, dan Kumitir;
Akibatnya "Sabdo Palon" dan "Noyo Genggong";memarahi Patih Mangunda yang orangnya tidak ada disitu sebagai Satrio yang sakti dan unggul  kesaktiannya mengapa anaknya dibiarkan mati disia-siakan, terus meratapinya maka datanglah Patih Mangunda menemui "Sabdo Palon" dan "Noyo Genggong, dan berkata sayapun mengetahui kejadian ini tapi saya paham anda juga adalah Pikulun Ismaya"; kamu kan punya "kewajiban" dan bukan aku, kita semua punya tugas masing-masing jangan saling tumpang tindih tugas atau mengandalkan saya; terus akhirnya "Damarwulan" dihidupkan kembali; dan sekarang kamu kembali ke Majapahit;