Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Estetika Era Skolastik

20 November 2019   15:18 Diperbarui: 22 Juni 2021   20:48 3812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat Estetika Era Skolastik (dokpri)

Filsafat Estetika Skolastik

Skolastik adalah sekolah filsafat Abad Pertengahan (atau, mungkin lebih tepatnya, metode pembelajaran) yang diajarkan oleh akademisi universitas dan katedral abad pertengahan pada periode dari abad ke - 12 hingga ke-16. Ini menggabungkan Logika, Metafisika, dan semantik menjadi satu disiplin, dan secara umum diakui telah mengembangkan pemahaman kita tentang Logika secara signifikan.  

Istilah "skolastik" berasal dari kata Latin "scholasticus" dan bahasa Yunani "scholastikos" (yang berarti secara harfiah "mencurahkan waktu luang seseorang untuk belajar" atau "sarjana") dan "scholeion" Yunani (artinya "sekolah"). Istilah "siswa sekolah"   biasa digunakan untuk menggambarkan skolastik.

Skolastik terkenal karena penerapannya dalam teologi  Kristiani abad pertengahan, khususnya dalam upaya untuk mendamaikan filsafat para filsuf klasik kuno (Aristotle) dengan teologi  Kristiani. Namun, dalam periode Skolastik Tinggi abad ke-14, ia bergerak melampaui teologi, dan memiliki aplikasi dalam banyak bidang studi lain termasuk Epistemologi, Filsafat Ilmu, filsafat alam , psikologi dan bahkan teori ekonomi.

Pada dasarnya, Skolastik adalah alat dan metode untuk belajar yang menekankan pada dialektika penalaran (pertukaran argumen, atau tesis, dan argumen berlawanan, atau antitesis, dalam mengejar kesimpulan, atau sintesis), diarahkan untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan kontradiksi. Di Eropa abad pertengahan, dialektika (atau logika) adalah salah satu dari tiga seni liberal asli ("trivium"), selain retorika dan tata bahasa.

Sistem pemikiran filosofis secara tradisional diajarkan di sekolah-sekolah  Kristiani dan bapa-bapa Gereja.  Filsafat skolastik ditandai oleh penekanannya pada sistem. Ini adalah sintesis yang mencoba mengatur semua pertanyaan yang diajukan filsafat dan untuk menyajikan jawaban dalam format yang sepenuhnya logis. 

Sistematisasi ini paling sering menggunakan konsep sains Aristotlelian (scientia) sebagai prinsip internal organisasi. Filsuf skolastik itu berusaha menjelaskan berbagai hal sehubungan dengan penyebabnya dengan bantuan definisi, pembagian, dan demonstrasi.

Isi dari filsafat skolastik terdiri dari beberapa ilmu: logika, filsafat alam (termasuk psikologi), etika, dan metafisika (bagian daripadanya adalah teologi alamiah). Ini menjelaskan pengetahuan manusia dengan sistem realisme moderat, mengajarkan  di luar pikiran ada hal-hal nyata yang memiliki sifat umum yang sesuai dengan ide-ide universal manusia. 

Semua pengetahuan dimulai dengan data indera, tetapi pengetahuan intelektual yang dikembangkan dari data tersebut pada dasarnya berbeda dari pengetahuan indera sederhana. Doktrin ini memisahkan filsafat skolastik dari kebanyakan filsafat modern dan kontemporer.

Mungkin karakteristik filosofi skolastik yang paling mencolok adalah metodenya  pada dasarnya logika aristotle seperti ditambah dan disempurnakan oleh para filsuf skolastik kemudian. 

Metode ini, ketika disalahgunakan, menghasilkan formalisme yang kaku, menekankan pada mekanika sains daripada pada pemahaman intelektual tentang realitas. Benar digunakan sebagai teknik organisasi baik untuk pengajaran atau penelitian, metode skolastik sering menghasilkan hasil yang luar biasa.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun