Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Uang Simmel dan Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

13 September 2018   14:05 Diperbarui: 13 September 2018   14:15 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Uang adalah "Manusia", maka memahami "Uang" identik dengan memahami "Ada"-nya manusia itu sendiri. Uang adalah manusia bersifat paradoksal, multidimensional, dan dinamis. Uang menentukan "cara berada manusia". Uang membawa "Manusia",  pada pemahaman "kontemplasi" sebagai  kajian "filsafat uang" bersumber dan bermuara  pada pemahaman tentang manusia dalam temporalitasnya.  Sama dengan menyatakan uang adalah manusia bersifat paradoksal, multidimensional, dan dinamis. Uang adalah medan kekuatan tarik menarik saling mengalienasi. Yang Defisit akal akan krisis, dan surplus akal akan menguat mata uangnya. Demikian uang sebagai daya saing, daya rasional, dan daya kemampuan batiniah manusia unggul dan diberkati. Dengan uang akan menentukan perbedaan cara doa, cara makan, cara kesenian, dan wajah manusia dengan segala dimensinya. Uang tidak ada perasaan mau mati, dan bisa menjadi hidup nekad karena teralienasi.

 "Pertanyaannya adalah pendasaran episteme bahkan ontologis  apa sehingga dan Pelemahan Nilai Tukar Rupiah atau "Alienation" mata uang Rupiah Indonesia terus akan terjadi menjadi masalah nasional NKRI tak pernah berujung tak pernah putus menjadi masalah kita semua". Pada tulisan ini saya membahas Georg Simmel dalam buku The Philosophy of Money (1900) atau     "Philosophie des Geldes " 1900". Atau saya sebut interprestasi neo Simmel.

Pada bagian tulisan sebelumnya saya sudah membahas buku  POM mempengaruhi Durkheim, Karl Marx, dan Talcott Parsons, dan seterusnya. Sampai pada tema bahwa Budaya uang (money culture) merupakan lambang perbudakan kehidupan dalam sarana-sarananya. Simmel melihat "uang sebagai sebuah komponen kehidupan spesifik yang mampu membantu manusia untuk memahami totalitas kehidupan". Philosophie des Geldes (1900) Simmel adalah "nilai benda yang berasal dari kemampuan manusia untuk mengatur antara jarak dirinya dengan objek. Benda bernilai atau tidak adalah waktu yang diperlukan untuk mendapatkannya, kelangkaan, kesulitan untuk memperolehnya, dan nilai tukar dari benda tersebut.

Bahwa Pelemahan Nilai Tukar Rupiah artinya bangsa ini sedang dalam posisi  ["Ter-Alienation"]. Yang ["mengalienasi'] adalah mata uang US dollar (hard currency), dan yang ["Teralienasi"] adalah  mata uang rupiah  IDR (soft currency). Thomas Hobbes : menjelaskan mengenai keadaan alamiah manusia yang didasari pada keinginan-keninginan mekanis sehingga manusia selalu saling berkelahi saling memangsa.  Karl Marx (1818-1883) dan Max Weber (1864-1920), selama masyarakat masih terbagi atas kelas-kelas, maka pada kelas yang berkuasalah terhimpun segala kekuatan dan kekayaan (akumulasi capital). Kondisi ini mengakibatkan tindakan manusia (a) tingkah laku yang ditunjukan untuk mendapatkan hasil-hasil yang efisien, (b) perbuatan untuk merealisasikan dan mencapai tujuan. Uang memacu setiap manusia untuk meningkatkan kapasitas diri, karena tinggi rendahnya nilai uang yang akan dihasilkan, berbanding lurus dengan kualitas diri manusia. Hasil usaha  dapat dihargai dengan jumlah besarnya uang yang dia hasilkan. Secara langsung, status sosialnya terangkat dalam kehidupan bermasyarakat.

Beberapa penjelasan The Philosophy of Money  (1900) oleh Georg Simmel dikaitkan dengan Pelemahan ["Ter-Alienation"]  mata uang rupiah  (soft currency) sebagai berikut:

Ke (1) IDR ["Ter-Alienation"]  karena secara rasional tatakelola suatu negara atau entity berupa adanya indikasi melemahnya  simbol dan wujud spirit rasionalitas modern, kalkulabilitas, dan impersonalitas. Maka Filsafat uang dipahami melalui  3 (tiga)  registrasi:  ilmu (Understanding), dan seni (Sensibility), dan tindakan (Judgment).

Ke (2) IDR ["Ter-Alienation"]  merupakan ciri-ciri pada kegagalan 4  empat prinsip pertukaran, yakni prinsip ketertarikan (attraction principle), prinsip nilai (value principle), prinsip kekuasaan (power principle), dan prinsip ketegangan (tension principle). Maka Manusia  memahami  dan merencanakan hasil uang melalui pendekatan  aktivitas berpikir (Understanding:  Pure concepts of understanding, the categories)  mensintesiskan kategori kategori ditambah representasi mengenai objek yang kita terima.

Ke (3) IDR ["Ter-Alienation"] merupakan ciri-ciri belum adanya tatanan (order) pada   komponen kehidupan seperti pertukaran, milik, kebebasan individu, gaya hidup, kebudayaan, dan nilai individu. Intinya ada ciri umum pada  kegagalan  mengatasi "jarak, rintangan, dan kesulitan". Simmel berpendapat tujuan transaksi ekonomi ialah menciptakan wilayah nilai-nilai yang terlepas dari sub-struktur subyektif personal. Uang  berperan penting dalam rasionalisasi dengan meningkatkan arti penting kecerdasan di dunia modern. Di satu sisi, perkembangan ekonomi uang diyakini akan menyebabkan ekspansi proses mental.

Ke (4) IDR ["Ter-Alienation"]. Adanya pertukaran atau transaksi ekonomi  tidak produktif  pada mekanisme menciptakan nilai  dalam kegiatan manusia dilakukan sesuai skema pertukaran. Kegaglan memahami proses "nilai mengandaikan pertukaran dan sebaliknya" berlangsung tanpa akhir.  Tidak dipenuhinya asas  Reciprocal balancing  pada proses untuk  memasuki wilayah mutual balancing, dan kegagalan pada  hubungan ini bergantung pada biaya pengorbanan (cost of sacrifice). Mutu uang  bergantung kepada tiga aspek pembuktian, yaitu logika (logos), etika (ethos), dan emosional (pathos).

Ke (5) IDR ["Ter-Alienation"]. Tanda kegagalan calculating character memahami transaksi ekonomi bersifat resiprokal sebagai wujud pertukaran interaksi paling murni dalam kehidupan manusia antara keinginan dan pemenuhan kebutuhan. Kondisi ini disebut sebagai uang menciptakan hubungan impersonal antar manusia, melalui fungsi dan struktur pembagian kerja atau highly specialized. Hasilnya uang sebagai  pencirian pada meningkatkan kebebasan individu belum tercipta. Uang  merupakan hasil tindakan;  Manusia memilih, menilai, dan mengevaluasi terhadap tindakan yang sedang terjadi dan yang akan dilakukan, dengan melibatkan Ukuran-ukuran, aturan-aturan atau prinsip-prinsip moral diharapkan timbul pada saat pengambilan keputusan.  Dapat dipahami pada Teori Keynes. The General Theory of Employment, Interest, and Money yang diterbitkan pada tahun 1936.

Ke (6) IDR ["Ter-Alienation"]. Kegagalan menciptakan pada karakter uang sebagai sarana absolut. Atau kegagalan dalam menciptakan nilai ["kepatuhan"]  dengan ciri efisiensi, atau kemampuan mengelola risk,and return. Atau disebut Simmel sebagai wujud "kekikiran". Dengan alasan unsur nilai absolut tersembunyi dalam harta kekayaan dan mendukung kegairahan (delight). Dan itu hanya diperoleh dengan mampu mengelola risiko sebagai deformasi patologis pada keinginan uang. Dan uang adalah  sarana absolut memberi kemungkinan tak terbatas bagi enjoyment. Uang memiliki  kekuasaan yang memaksa dalam relasi-relasi antagonistik secara struktural. Uang adalah wujud  bentuk kehendak akan kekuasaan.  Bahkan uang adalah memenuhi apappun sehingga diperoleh apa yang saya sebut sebagai  nilai ["kepatuhan"]  dalam artian semua aturan atau hukum atau apapun harus patuh pada uang. Maka Uang adalah nilai dari segala nilai (value of values).  Contohnya jelas dalam kondisi demokrasi di Indonesia ditransformasikan dalam memakai dan menikmati.  Uang membuat  runtuhnya ruang alamiah ke dalam ruang social disebut  representasi ruang (representation of space); (2)  uang menciptakan keterasingan "alienasi".

Ke (7) IDR ["Ter-Alienation"]. Tidak melakukan tindakan "Spekulasi",  atau oleh Simmel disebut gaya hidup "Ekstravagansa" atau lawan kata efisiensi. Sebuah sikap indiferen terhadap nilai uang merupakan esensi dan daya tarik ekstravagansa. Misalnya pada  pasar berjangka (futures trading), secara potensial tak terbatas. Harga tidak ditentukan oleh keadaan sekarang, tetapi berdasarkan profit yang diharapkan di masa depan atau disebut tindakan "Spekulasi" dengan segala macam probabilitas.  Nilai uang dipengaruhi  oleh waktu murni (Duree) hanya bisa dialami secara intuitif  bukan intelektual atau wujud tindakan "Spekulasi".

Maka kapasitas intelek sebagai suatu instrumen atau alat yang digunakan untuk membantu atau meningkatkan kehidupan manusia. Atau (Bergson)  menyebut Elan Vital adalah suatu kekuatan atau daya kreatif yang termanifestasi dalam kehidupan manusia, sehingga manusia dapat berada dalam posisi yang bebas, namun bukan berarti bebas yang tanpa batas.

Ke (8) IDR ["Ter-Alienation"]. Tidak ada gaya hidup senderhana atau Simmel menyebut sebagai sikap mental "Kemiskinan Asketis".  Saya menduga hal ini dapat dilihat mobil mewah yang sulit di hitung harganya bagi Pak Tani di Magelang atau Temanggung. Mobil mewah pada Kantor Kantor pada Punggawa di Negara ini adalah simbol tidak adanya rasa pilihan pada "hidup sederhana". Atau belum memiliki laku prihatin, atau hidup senderhana yang mengarah pada ideal moral. Kesenjangan yang dipertontonkan didepan Publik. Mungkin etika Mean Golden Ethics oleh Aristotle golden mean.

Ke (9) IDR ["Ter-Alienation"]. Paradoks antara Optimistik, dan Kepasrahan. Atau oleh Simmel disebut Sinisme dan blas attitude. Akibat kondisi dua yang saling berbeda maka satu kelompok bersikap sinis pada uang, dan satu kelompok bersikap Optimistik atau antusias. Sinisme (orang susah)  berkembang pesat di Jakarta, Bandung, Surabaya,  di mana turn-over uang sangat tinggi, khususnya di pasar uang dan modal, jumlah uang sangat besar yang dengan mudah berganti pemilik.

Paradoks logika (logos), etika (ethos), dan emosional (pathos) teori Aristotle.

Ke (10) IDR ["Ter-Alienation"]. Tanpa trust, semua tatanan pasti hancur. Dengan "Trust" relasi bisa bertahan", kata Simmel. Melemahnya  atau  ["Ter-Alienation"]  mata uang rupiah  IDR (soft currency) dipastikan masalah trust. ***

Daftar Pustaka: Laporan Hasil Riset Universitas Mercu Buana, dengan judul Fenomenologi Uang, Pada Pusat Kerajinan Sumberdaya Ekonomi Lokal Seni Pahat Batu di Muntilan, Magelang  Jawa Tengah,. 2017.

Terdaftar HKI Kementrian Hukum dan HAM RI dengan Judul:   Penelitian Fenomenologi: Rehabilitasi Temuan Filsafat Uang: Platon, Aristotle, Kant, Bergson, Weber, Simmel, Haidegger, Lefebvre, Homans, Lacan, Pada Pusat Sumberdaya Ekonomi ...P Apollo ID Patent C00201703562.

2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun