Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ekskursus Odysseus [3]

20 Juli 2018   11:28 Diperbarui: 20 Juli 2018   11:31 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ke [2]  tragedi  atau peristiwa pemberhentian ke (2) berupa perjumpaan ["Odysseus"] dengan mitos mistis  atau penampakan mistis bernama ["Polyphemus"] untuk menuju kepulangan.

Pada perjumpaan kali ini Adorno, Horkheimer sebagai reinkarnasi anak dari Dewa laut ["Poseidon"] ke ["Ithaca"]. Anak dewa laut ini ["Polyphemus"] pemakan manusia bermata satu, dan satunya adalah buta. Anak dewa ini kemudian diberikan anggur mabok dan di tusuk biji matanya sehingga akhirnya ["Odysseus"] dalam lulus dan menyelamatkan diri.

Dan dalam perjumpaan dengan ["Odysseus"] ada pada gua milik anak dewa laut ini ["Polyphemus"]. Semua pintu keluar sudah dikunci oleh ["Polyphemus"] dan siap memakan awak kapal dan ["Odysseus"] sendiri.  

Maka sebelum dimakan ["Odysseus"] menyamarkan diri dan memperkenalkan diri dengan menyebutnya  {"I am Nobody"}. Kemampuan melawan keturunan dewa yang luar bisa dengan menyatakan nama sebagai {"Nobody"} adalah sikap supaya tidak dapat dikenali, oleh pihak manapun. Kekuatan dan kemampuan mendalami jiwa dan bukan tubuh (konsep Rene Descartes dualitas tubuh dan jiwa). 

Maka {"I am Nobody"} bermakna kemampuan menghilangkan jejak, dan investigasi lawan kemudian hari dipakai dalam dunia "intelligent negara" seperti BIN, CIA, dan badan intelligent dunia, bidang audit forensic dan kepakaran dalam semua bidang audit bidang ilmu ekonomi dan akunansi. {"I am Nobody"} menunjukkan ketiadak adaan identitas untuk memahami dan menjawab pertanyaan bermakna (a) menyembunyikan diri, (b) membuat semua menjadi abstrak, (c) berada dalam zona territorial abu-abu. Inilah yang dipakai dalam semua bidang akuntansi dan audit keuangan sebagai berlanjutan pemikiran {"I am Nobody"}.

Dalam makna pencerahan, penelitian saya pada 3 orang mahasiswa dari kampung terpencil di kaki Gunung Sumbing, dan Gunung Sindoro Jawa Tengah masuk di Fakultas Ekonomi, dan Bisnis  Universitas Atma Jaya Jogjakarta akan mengalami pengalaman  reinkarnasi atau repetisi (pengulangan) apa yang telah memimpa perjumpaan ["Odysseus"] dengan penampakan mistis bernama ["Polyphemus"] harus menghilangkan identitas  {"I am Nobody"} pada kebisaan hidup kecil bermain disawah, bermain layangan, dan menikmati lagu "Macopat" oleh sinden alm, neneknya dikampung halaman. Ia menghilangkan diri melepur dalam globalisasi kota Jogja demi atas nama emansipasi.  

Apalagi kemudin hari si Mahasiswa tersebut kini berkerja di Kantor Akuntan Publik big 4 PWc, maka semua dirinya menghilang dia bukan dirinya yang ada atau {"I am Nobody"}.  Dan akhirnya harus menikah wanita kaya, berpendidikan, aristokrasi, dan bergaul dengan mall Grand Indonesia, atau Plaza Indonesia. Sebuah "pencerahan intelektual adalah proses alienasi diri" menjadi subjek diri yang lain, rumit, dan paradoks. Perjalanan mengubah nasib melawan nasib kehidupan  di kaki Gunung Sumbing, dan Gunung Sindoro Jawa Tengah.

Ke [3]  tragedi  atau peristiwa pemberhentian ke (3) berupa perjumpaan ["Odysseus"] dengan mitos mistis  atau penampakan mistis bernama ["Circe"]. Nama ["Circe"] adalah wanita cantik melebihi kecantikan Jessica Alba, atau Julie Estelle. Dan semua manusia didunia pasti terpikat dengan diri ["Circe"] tanpa ada obat atau kemampuan anti sihir atau diagnosis psikologi yang dapat menyembuhkan memulihkan keadaannya.  

Dengan kompetesi yang dimiliki maka ["Circe"] mengubah semua awak kapal Odysseus menjadi binatang. Dan meminta dirinya supaya dinikahin oleh Odysseus, melakukan hubungan seks dengannya sebagai wujud afirmasi dirinya. Ini adalah kendala paling dominan pada upaya Odysseus untuk kembali ke kampung halamannya di Ithaca.

Maka dengan alasan Odysseus merelakan dirinya  mengorbankan dirinya pada keinginan ["Circe"] atau apa yang disebut psikologis Sigmund Freud sebagai kecurigan pada seks atau libido seks umat manusia atau keterwakilan reproduksi umat manusia sebagai bentuk kehidupan yang lebih tua. Konsep ini sama penelitian saya pada nasarasi Dayak Manyaan Kalimantan tentang Dara Mula Lapeh pada saat perjalanan menuju manusia dan penelitian kedua saya pada Candi Sukuh Karanganyar (Candi Seksuasi).

Adorno, Horkheimer memahami peristiwa pemberhentian ke (3) ini adalah wujud manusia melepaskan diri pada kehendak seksuasi. Dan setelah seluruh awak kapal Odysseus bebas dari kutukan hewan, dan kembali menjadi manusia normal, maka kepemimpinan Odysseus tidak terjebak dalam kondisi menuju tujuan akhirnya (the journey).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun