Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bourdieu: Habitus dan Dominasi [1]

15 Juli 2018   03:13 Diperbarui: 15 Juli 2018   03:54 1804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bourdieu: Habitus, dan Dominasi  [1]

Pierre Felix Bourdieu atau Pierre Bourdieu lahir pada 1 Agustus 1930 di Denguin, dan meninggal pada 23 Januari 2002 di Paris filsuf pada cole Normale Suprieur. Bourdieu adalah filsuf yang terkenal dengan komitmennya sebagai 'intelektual publik' hingga akhir hayatnya. Gagasan utamanya terdiri dari "habitus", "modal", "ranah" atau "arena", dan "kekerasan simbolik."

Bagi Pierre Bourdieu adalah bagimana teks yang ada menjadi tindakan atau konsep habitus dibangun dalam sejarah individual dan kolektif. Pierre Bourdieu menjalankan antara theoria, dengan tindakan nyata. Semua aturan dan tulisan dalam peraturan etika, hukum, dan UU bukan hanya tertulis tetapi harus hadir dalam tindakan nyata.

Bahwa hal-hal yang ada ini terutama dalam masyarakat dipengaruhi oleh idiologi, dominasi, dan kebudayaan. Secara umum dapat dirasakan, dilihat fakta empiric di Indonesia bahwa ditentukan oleh mereka yang memiliki modal (capital), habitus, dan strategi penempatan capital yang menguntungkan menghasilkan profit maksimalisasi.

Secara umum pemikiran Pierre Bourdieu adalah merehabilitasi pemikiran Karl Marx melalui tatanan dominasi social kelas ekonomi dan kawan lawan pada kelas dalam pengusaan sumber-sumber ekonomi modal atau hubungan tuan dan budak. Budak tidak punya property atau menjadi property kaum pemilik modal. Pierre Bourdieu menyodorkan konsep dominasi simbolis.

Kemudian Pierre Bourdieu merehabilitasi pemikiran Max Weber tetang keabsahan kekuasan dominasi pada tatanan aristorkasi, tradisional, legal rasional menjadi problem mengapa kaum budak atau rakyat jelata budak membiarkan dirinya ditindas, dan membiarkan kekesaran simbolis terus berlangsung dengan order yang sudah ada.

Gagasan Pierre Bourdieu utamanya adalah "habitus", "modal", "ranah" atau "arena", dan "kekerasan simbolik." Habitus adalah semacam mind dan kebisaan tindakan membentuk episteme baik koletif individu dibentuk dalam sejarah masa lalu, kemudian dirawat dipelihara, dan persepsikan, adat istiadat, kebiasaan, sepanjang waktu tertentu. Maka habitus ini (mental) dapat menciptakan produksi social dalam masyarakat. Ia bisa hadir sebagai cahaya dalam masyarakat membentuk kolektivitas kelompok terentu. Berbagai keragaman habitus ini akan menjadikan masyarakat membentuk kinerja pembeda penciri dalam suatu masyarakat.

Maka bentuk muka, wajah, kaki tangan, pakaian dan semua elemen individu adalah ciri-ciri manusia memiliki uang dan tidak memiliki uang. Kondisi ini akan membentuk habitus kelasnya atau reproduksi tatanan social. Maka untuk sampai kepada tatanan ini misalnya Indonesia maka diperlukan kehadiran manusia idiolog yang memiliki habitus alami, kadang tidak disadari sendiri unik berbakat dan dapat memberikan transformasi pada kondisi masyarakat lebih maju dan berkinerja lebih baik.

Habitus adalah unsur penggerak dan factor produksi social masyarakat menghasilkan kelas habitus unggul. Dalam bidang seni, music, patung, produk industry, model pembelajaran, teori, sastra, pusisi, diperlukan kebebasan dan lingkungan yang mendukung dengan infrastuktur yang dimiliki (modal social) supaya memperoleh lapangan, dan tempat. Karakter individu dengan habitus untuk menghasilkan novelty tindakan kebisaan yang dibatinkan (kontemplasikan).

Aristotle, habitus adalah semacam model pada dokrin pathos, ethos, dan logos guna menghasilkan disposisi baru, menyesuaikan dengan logika universal dalam arena kontelasi. Habitus adalah hasil internalisasi kebatinan memungkinkan kreativitas pemikiran, kesadaran, ketidasadaran masyarakat atau (agent) yang bertindak ke wujud eksternal atau ranah public. Gagasan Pierre Bourdieu pada "habitus", adalah mengatasi dualism kebebasan, dan determinisme.

Daftar Pustaka: Dan O'Hara., Capitalism and Culture: Bourdieu's Field Theory., Vol. 45, No. 1, Chaos/Control: Complexity (2000), pp. 43-53

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun